Perjalanan Punggawa kratonpedia di kota Jogja masih berlanjut. Dan seperti tidak pernah ada habisnya menyusuri kota yang masih kental dengan nilai-nilai tradisi dan budaya Jawa ini. Kekayaan khasanah budaya kota Jogja semakin bertambah dengan banyaknya pendatang dari berbagai daerah di Nusantara. Beberapa dari mereka yang datang, terkadang membawa budaya asal dari tempat mereka dilahirkan. Termasuk keberadaan kesenian Reog Ponorogo di kota gudeg ini.
Pucuk dicinta ulampun tiba, kali ini kami bertemu langsung dengan komunitas tari Reog Ponorogo dari Jogja. Mereka sedang unjuk kebolehan di Festival Museum Yogyakarta 2011. Ada yang menarik pada pementasan kali ini, terlihat empat orang gadis muda membawakan tari Jathil, mereka masih belia, cantik dan tampil dengan percaya diri. Novarini Rohhanar Dei, begitulah nama lengkap salah satu dari penari Jathil muda asal kota Jogja tersebut. Gadis yang akrab disapa Nova ini bercerita kalau ketertarikannya dengan dunia tari berawal dari lingkungan pertemanan, dan kemudian diperkuat dengan jalur akademis saat masuk pendidikan sekolah menengah kejuruan seni. Hingga akhirnya menjadi seorang mahasiswi jurusan seni tari di sebuah perguruan tinggi terkemuka di Kota Jogja. Sudah banyak jenis tari yang dikuasainya, mulai dari tari klasik gaya Yogyakarta, Surakarta, Bali sampai dengan tari kreasi baru. Menurut pengakuannya dia sangat tertarik dengan segala jenis tari.
Nova juga menuturkan bahwa komunitas Reog ini berdiri karena adanya "tamparan keras" saat Reog diklaim sebagai kesenian asli negeri Jiran. Sehingga dia bersama teman-temannya merasa marah dan tergerak rasa nasionalismenya, dan seperti sekaranglah hasilnya, tampil manis menunggang kuda kepang dalam tarian Jathil bersama teman-teman komunitasnya.
Penari Jathil adalah penggambaran prajurit berkuda dalam cerita kesenian Reog. Tarian ini menggambarkan ketangkasan prajurit berkuda yang sedang berlatih dan dibawakan oleh penari yang dimana antara penari yang satu dengan yang lainnya saling berpasangan. Ketangkasan dan kepiawaian dalam berperang di atas kuda ditunjukkan dengan ekspresi sang penari. Menjadi seorang penari Jathil itu tidaklah mudah, karena harus memiliki stamina yang bagus dan selalu melakukan latihan rutin.
Harapan Nova terhadap keberadaan kesenian tradisional di Indonesia, "Bangga dan pedulilah dengan kekayaan dan keragaman budaya kita, khususnya seni tari" ucapnya dengan percaya diri. Dan ucapannya itu sekaligus tertuju kepada dirinya sendiri dan komunitasnya untuk tetap konsisten dalam mencintai kesenian tradisi. Kecintaan Nova dan teman-teman komunitasnya terhadap kesenian tradisional semoga tetap terjaga, dan bahkan bisa memberi inspirasi untuk lebih banyak orang muda. Salam kratonpedia.
(Teks & Foto : Yudhi Sulistyo/kratonpedia)