Kandank Jurank Doank: Lebih dari Sekolah Alam

Gabriella Astiti Harsanti
Artikel oleh : Gabriella Astiti Harsanti
Foto oleh : auliarizqiabidi.wordpress.com
Pin It

Sebagaimana seorang anak tumbuh dan berkembang, pendidikan menjadi kunci penting untuk menghadapi masa depan. Tak jarang sebagian besar orang tua selalu bertumpu pada sekolah favorit yang seakan-akan menjanjikan masa depan yang lebih baik bagi anaknya. Dari pandangan ini, sistem rangking selalu menjadi tolak ukur dan pembeda antara sekolah yang satu dengan yang lain. Banyak juga dijumpai sekolah-sekolah dengan reputasi bagus cenderung lebih mahal dibanding yang lainnya. Dari sinilah muncul stigma yang seakan-akan membedakan si kaya, si miskin, si pintar, dan si bodoh. 

Dik Doank, seorang seniman dengan nama asli Raden Rizki Mulyawan Kertanegara Hayang Denada Kusuma, mempunyai visi misi yang ingin mendobrak pandangan umum masyarakat tersebut. Dari situ Ia mendirikan sebuah sekolah berbasis komunitas yang tak lain adalah Kandank Jurank Doank. Tempat ini menjadi sarana sekolah alternatif bagi anak-anak dari strata sosial manapun. Sebelum membangun tempat ini, Dik Doank biasa mengajar anak-anak miskin dimanapun, antara lain pinggiran rel kereta, halaman, lapangan, atau lahan kosong lainnya. 

Dibangun pada tahun 1995, Kandank Jurank Doank tadinya didirikan di tanah yang masih berupa jurang. Dibalik ini ternyata ada filosofi tersendiri bagi Dik Doank. Jurang sendiri biasa dianggap pemisah dari yang tinggi dan rendah, sama seperti si kaya dan si miskin. Tetapi disini, jurang menjadi tempat pemersatu bagi kedua-duanya untuk ikut menikmati indahnya pendidikan. Disinilah sistem rangking tidak berlaku di Kandank Jurank Doank karena semuanya sama-sama belajar.

Dik Doank sendiri berpendapat bahwa tidak ada anak yang bodoh dimanapun si anak bersekolah. Mereka semua masih belajar dan akan berkembang sesuai kemampuannya sendiri. Ia juga sangat menaruh perhatian dengan sistem kurikulum yang pada umumnya menggunakan otak kiri sebagai dominan. Hal ini cenderung dapat menjebak anak-anak dengan pola pikir yang monoton. Karena hal itulah, sistem pengajaran Kandank Jurank Doank lebih mengutamakan imajinasi dan ketrampilan. Dik Doank percaya bahwa penemuan-penemuan besar di dunia ini selalu berawal dari menggambar, maka dari itu anak-anak yang belajar di tempatnya selalu diminta menggambar bebas terlebih dahulu. Menggambar adalah proses kreatif yang mengeksplor imajinasi untuk bisa menembus batas apa yang orang tidak percaya.

Nilai-nilai inilah yang menjadikan Kandank Jurank Doank lebih dari sekedar sekolah alam. Ketika semua anak diminta mengeksplor bebas imajinasinya, disitulah titik kecerdasan si anak akan keluar. Terlebih, pendidikan memang seharusnya tidak boleh memandang latar belakang seorang anak karena semuanya mempunyai hak yang sejajar. 

Pin It
Maps
Photos
Recent Articles
Videos