Kandank Jurank Doank

Gabriella Astiti Harsanti
Artikel oleh : Gabriella Astiti Harsanti
Foto oleh : Kaskus.co.id
Pin It

Tidak mungkin bagi kalian untuk melupakan masa-masa di bangku sekolah dasar (SD). Saya pun masih ingat betul rutinitas dari hari Senin sampai Sabtu. Memang jaman saya dulu, sekitar tahun 2001 – 2007, hari Sabtu masih masuk sekolah seperti biasa. Kelas yang berlangsung selama kurang lebih 5 jam mengharuskan saya untuk duduk manis dan menyimak penjelasan guru. Sistem monoton seperti ini dengan kesempatan 2 kali istirahat hampir dirasakan seluruh pelajar. Tak jarang saya suka mengisengi teman saya atau sekedar gambar-gambar untuk menepis rasa bosan selama 5 jam itu.

Sistem sekolah yang monoton selama bertahun-tahun ini menjadi sorot perhatian bagi seorang seniman yang terkenal dengan panggilan uniknya, Dik Doank. Penyanyi, pelukis, sekaligus pembawa acara satu ini rupanya mempunyai sebuah komunitas yang turut mencerdaskan bangsa dengan cara yang berbeda. Kandank Jurank Doank adalah sebuah tempat untuk mendidik dan mengasah ketrampilan anak-anak, sekaligus mendekatkan mereka kepada alam. Lokasinya memang berada di pinggiran Jakarta, tepatnya di komplek Avita, Ciputat, Tangerang, Banten. Tempatnya sangat terbuka dan banyak sawah menghampar di sekitarnya. 

Kandank Jurank Doank memang terkenal dengan namanya sebagai sekolah alam. Pengajarnya adalah para relawan yang tergabung dalam komunitas ini dan tidak pernah kekurangan orang.  Tempat ini dulunya dibuka gratis untuk memberi kesempatan belajar bagi anak-anak sekitar yang tidak mampu. Namun, Kandank Jurank Doank tetap terbuka bagi anak dari kalangan manapun dan tetap gratis.

Kelas favorit di Kandank Jurank Doank adalah kelas menggambar bagi anak-anak di hari Minggu jam 8 pagi. Tempatnya sendiri pun digelar di lapangan rumput sebesar lapangan bola futsal. Anak-anak pun diminta menggambar bebas sesuai imajinasi mereka. Uniknya, sistem ini menjadi sarana seleksi untuk bisa mengikuti kelas gratis lainnya. Selain kelas menggambar, ada banyak kelas lainnya yang bisa diikuti sesuai minat anak-anak, antara lain kelas menari, kelas multimedia, kelas fotografi, kelas teater, kelas kayu, kelas vokal, kelas musik sampai dengan band.

Tak hanya itu, Kandank Jurank Doank juga mempunyai wahana outbond yang tersedia dari berbagai macam paket. Wahana ini benar-benar menantang anak-anak untuk melatih ketangkasan dan mendekatkan ke alam bebas. Kegiatannya dimulai dari hiking di sawah, menanam padi, memandikan kerbau, bermain perahu karet, melewati jembatan ranting, sampai dengan flying fox yang menjadi pilihan favorit. Harga per wahana sendiri pun cukup terjangkau dengan hanya berkisar Rp 15.000,- sampai Rp 20.000,-.

Sebagai sekolah alternatif bagi anak-anak untuk melepas kejenuhan di sekolah pada umumnya, Kandank Jurank Doank juga menyimpan cerita perjalanan dari pendirinya, Dik Doank. Semua karyanya termasuk lukisan, peralatan melukis, perlengkapan fotografi, sampai koleksi sepeda tersimpan di museum Kandank Jurank Doank. 

Akhir kata, kebosanan yang ditimbulkan dari sistem kurikulum di negeri ini bisa membawa dampak yang negatif bagi anak-anak. Dengan sistem pengajaran yang mengutamakan ketrampilan dan imajinasi ini, Kandank Jurank Doank menjadi pilihan yang pas untuk menghindar sejenak dari kemonotonan dan rutinitas hari-hari sekolah.

Pin It
Maps
Photos
Recent Articles
Videos