“Pembaharuan musik Indonesia dalam warna, personalitas, dan gaya berawal disini!” -TRANSS BAND (1981)-

Mohamad Axel Putra Hadiningrat
Artikel oleh : Mohamad Axel Putra Hadiningrat
Foto oleh : Transs Album
Pin It

Siapa yang tak kenal dengan Fariz RM, musisi “avant-garde” pada masanya itu memang selalu membuat gebrakan baru dalam musik, band “Transs” adalah salah satunya. Kutipan dari judul tulisan saya diatas adalah quotes yang diambil dari album Transs “Hotel San Vincente”. Lalu siapakah mereka?

transs___cover_album_2.jpg

Nama Transs awalnya berasal dari kata berbahasa Indonesia “transisi” karena memang Transs ini merupakan transisi dari genre music yang ada pada decade tahun 80’an saat itu. Ide awal pembentukan band ini adalah munculnya niat Fariz RM membentuk sebuah band yang personilnya terdiri dari juara-juara festival band antar SMA se-DKI. Awal tahun 80-an Fariz RM yang saat itu baru merilis album “Sakura” sedang berniat ingin membentuk band dengan genre “Jazz Fusion” yang memang pada saat itu anak-anak muda sedang ramai mengandrungi music Fusion. Akhirnya diincarlah para juara-juara terbaik hasil festival Band antar SMA se-Jakarta tersebut salah satunya ada Erwin Gutawa yang saat itu menjadi bassist Band SMA 6 Bulungan. Menurut Denny Sakrie dalam blognya, Erwin Gutawa sangat handal memamerkan kehebatannya bersolo bass, kemudian ada Uce Haryono drummer dari band SMA 6 Bulungan juga yang saat itu sudah banyak menuai prestasi lewat kontribusinya membantu album-album music kenamaan tanah air seperti album dari band jazz pop “Chaseiro” serta album “Guruh Soekarnoputra dan Swara Mahardikka”. Personil lainnya seperti Djundi Karjadi dan Edie Harris (Keyboard) dari SMA Kanisius Jakarta turut terlibat dalam band Transs ini. Lalu ada Hafil Perdanakusuma sebagai Flute dan Vokal, Wibi AK pada perkusi dan Dhandung Sadewa. Band ini secara tidak langsung merupakan Talent Scouting yang Fariz RM garap dengan sangat cermat.

Di awal terbentuknya, band ini memang lebih sering menjadi pengiring Fariz RM ketika manggung, perlahan-lahan masing-masing dari personil transs pun mencoba menciptakan lagu sampai akhirnya terciptalah album pertama dan terakhir mereka “Hotel San Vincente”.  Dalam usaha pembaharuan musik Indonesia pada tahun 80-an itu Transs mewujudkan warna musiknya dengan aransemen yang experimental, sebut saja beat samba yang dikemas dalam lagu mereka berjudul “Transsession” yang dipadu dengan nuansa brazillian jazz. Lagu Favorit saya di album ini adalah lagu “Jawab Nurani” dan “Senja dan Kahlua”. Pada lagu jawab nurani saya sangat suka dengan suara Fariz yang syahdu serta aransemen music yang megah dibalut solo keyboard synthesizer diakhir-akhir lagu. Lalu pada lagu “senja dan Kahlua” lagu dimulai dengan slap bass dari Erwin Gutawa yang sangat nge-Funk, sangat asik untuk didengar.

3147704.jpg 

Setelah merilis album Hotel San Vincente tak lama kemudian Transs bubar, namun band ini dianggap menjadi embrio awal pergerakan music fusion di Indonesia untuk pertama kalinya yang kemudian disusul dengan band-band lainnya seperti salah satunya band fusion “Krakatau” yang diisi Indra Lesmana, Tri Utami, Gilang Ramadhan, dan kawan-kawan. Jika anak-anak muda sekarang senang mendengar lagu-lagu dari band seperti Maliq and The Essential atau mungkin Ran yang mengklaim bahwa mereka bergenre Jazz fusion mungkin akan kurang paham dengan warna music yang Transs sajikan, tetapi jika kita ingin benar-benar mengetahui tentang music Fusion Transs lah band yang tepat.

trans.jpg Semangat pembaharuan terhadap music Indonesia telah berhasil dicapai oleh Transs walaupun keberadaannya hanya berselang beberapa tahun saja, namun band ini sangat menginspirasi band-band fusion lainnya seperti band Krakatau yang saya sebutkan tadi. Sayang, band ini kurang popular dikalangan anak-anak muda zaman sekarang, Menurut saya band ini perlu mendapat apresiasi karena ini adalah sebuah bukti bahwa pernah ada Band Indonesia yang mempunyai kualitas tinggi dan sangat jauh dari kesan “Kampungan” yang biasa orang-orang bilang jika kita bertanya tentang keadaan music Indonesia saat ini. Mungkin perlu adanya “Transs Transs” yang lain di zaman sekarang karena sudah saatnya ada pembaharuan atau ”Transisi” terhadap musik Indonesia saat ini yang saya anggap terjebak dalam lingkaran genre “pop” dan terkesan stagnan atau bisa dibilang “gak maju-maju”

Pin It
Maps
Photos
Recent Articles
Videos