Kampuang Nan Jauh Dimato: Curahan Hati Uni dari Jakarta

Tatyana Almira
Artikel oleh : Tatyana Almira
Foto oleh : padangindahrentcar.wordpress.com
Pin It

Tahun baru 2006 adalah terakhir kali nya saya bangun di sapa oleh angin dingin Bukittinggi. Entah karena ubin-ubin dapur yang selalu dingin, atau oleh harum gule otak oma yang menghantui ruang makan setiap maghrib, rasa rinduku kepada kampung halaman tidak jauh kabur dari sisi. Bisa juga oleh senyuman sang bocah yang telah diberikan kebebasan untuk bertualangan di gunung halaman  (“hati hati ya uni. Jagain uda, jangan sampe nyasar”), apa juga oleh campuran aroma kopi minang dan kretek yang dibawa oleh ayah sebagai titipan mamak untuk bahan cemilan di nongkrongan malam.

Mungkin bisa disebabkan oleh jeritan adekku yang, sepertiku, lahir dan dibesarkan di kota, ketika ia menyadari bahwa nomer IV di monumen jam tertulis oleh empat garis.

Apa pun alesannya, saya ingin pulang.

Den Takana Jo Kampuang 

Pin It
Maps
Photos
Recent Articles
Videos