Perpustakaan Nasional

Gabriella Astiti Harsanti
Artikel oleh : Gabriella Astiti Harsanti
Foto oleh : Kelembagaan PNRI
Pin It

Sudah biasa rasanya ketika membaca atau meminjam buku dari perpustakaan sekolah atau universitas. Keinginan atau kebutuhan kita untuk mendapatkan buku yang diincar dapat mudah dipenuhi. Bila teringat dengan kata perpustakaan, pasti yang terlintas adalah jejeran buku yang terpampang luas. Namun, sebuah perpustakaan yang besar menyimpan lebih dari sekedar buku. Hal ini berlaku pasti bagi Perpustakaan Nasional yang bertujuan tidak hanya menyimpan informasi dan beragam ilmu pengetahuan, tetapi juga dokumen negara yang bersejarah.

Perpustakaan Nasional, atau biasa disebut Perpusnas, menyimpan dua macam koleksi, yaitu koleksi umum dan khusus. Koleksi umum terdiri dari buku, surat kabar terjilid, majalan terjilid, maupun koleksi buku elektronik, sedangkan koleksi khusus terdiri dari manuskrip bersejarah, buku langka, audio visual, peta dan lukisan. Hal ini memberikan kesempatan besar bagi siapa saja yang ingin mengembangkan wawasan. 

Perpustakaan Nasional yang menjadi salah satu lembaga Pemerintah Non Departement ini, terletak di dua area di daerah DKI Jakarta. Kedua area itu berada di Jalan Salemba Raya No 28A, Jakarta Pusat dan di Jalan Merdeka Selatan No. 11, Jakarta Pusat. Perpusnas Salemba merupakan perpaduan dari gedung perpustakaan berstruktur lama dan pusat pembinaan perpustakaan di Jakarta. Pemugaran berlansung dari tahun 1986 sampai 1988 yang dicetuskan oleh Ibu Tien Soeharto dengan dana dari Yayasan Harapan Kita. Pada akhirnya, gedung ini diresmikan oleh Bapak Soeharto pada 11 maret 1989. 

Perpusnas Salemba adalah sebuah gedung dengan 8 lantai dan menggunakan sistem peminjaman tertutup. Sistem tertutup ini memakai sistem yang dimana mengharuskan para anggota Perpusnas untuk mencari buku dari sistem OPAC, Online Public Access Catalog. Anggota yang ingin meminjam harus pergi ke lantai 2 terlebih dulu, yang merupakan ruang katalog. Disitu terdapat banyak komputer untuk mengakses buku yang dinginkan. Setelah itu buku pilihan ditulis di selembar bon. Bon tersebut lalu harus dibawa ke lantai dimana buku itu berada. Petugas disitu nantinya akan meminta bon yang telah Anda tulis dan mengambilkan buku dengan judul yang sudah tertera. Sayangnya, buku tersebut hanya untuk dibaca ditempat dan tidak boleh dibawa pulang.

Berbeda dengan Perpusnas Merdeka Selatan, perpustakaan ini menggunakan sistem terbuka. Karena sistemnya yang terbuka, para anggota langsung dihadapkan dengan rak-rak buku yang berjejer tanpa harus berurusan dengan sistem katalog. Meskipun koleksinya tidak sebanyak di Perpusnas Salemba, buku-buku di Perpusnas Merdeka Selatan dapat dipinjam. Suasana gedung perpusnas ini pun sangat berbeda. Dulunya gedung ini merupakan perpustakaan sejarah, politik, dan sosial yang dibangun pada abad 20. Perbedaan mencolok lainnya adalah interior di dalam Perpusnas Merdeka Selatan yang terkesan lebih santai dan rileks dengan meja-meja bacaan serta sofa, ditambah ruang bermain untuk anak-anak. 

Untuk setiap orang yang datang ke dua perpustakaan ini, diharuskan untuk menjadi anggota terlebih dahulu. Pendaftarannya hanya tediri dari pengisian formulir, foto, dan pencetakan kartu yang hanya memakan waktu 5 menit. Semuanya gratis dan pengunjung hanya bermodalkan KTP/Kartu Mahasiswa/Kartu Pelajar untuk mendaftar.

Coba saja sesekali berkunjung ke salah satu perpustakaan untuk meminjam buku atau sekedar melihat-lihat. Koleksi yang tersedia dijamin lebih lengkap dan bervariasi.

Pin It
Maps
Photos
Recent Articles
Videos