"De Nieuwe Portugeesche Buitenkerk" Gereja Sion Jakarta Barat

Mohamad Axel Putra Hadiningrat
Artikel oleh : Mohamad Axel Putra Hadiningrat
Foto oleh : anonymous
Pin It

Gereja sion adalah gereja dengan bangunan eropa yang sangat khas. Gereja warisan belanda ini terletak di persimpangan antara jalan Mangga dua dan jalan pangeran jayakarta, Jakarta Barat. Gereja ini dibangun oleh pemerintah Belanda pada zaman dulu untuk memberikan tempat ibadah bagi para tawanan Portugis yang dibawa dari Malaya dan India maka dari itu dahulu gereja ini disebut dengan gereja portugis atau "De Nieuwe Portugeesche Buitenkerk"yang artinya gereja portugis di luar. Gereja ini selesai dibangun pada tahun 1695, kemegahan arsitektur eropa yang kental serta fondasi bangunan yang kokoh menjadi kelebihan dari bangunan klasik ini. Pembangunan gereja ini memakan waktu kurang lebih 2 tahun semenjak peletakkan batu pertamanya pada tanggal 19 Oktober 1693 walaupun sudah ratusan tahun lamanya gereja ini masih bisa digunakan sampai sekarang sebagai tempat peribadatan.

 

Dengan fondasi 10.000 batang kayu dolken atau  sering disebut dengan balok bundar, gereja ini berdiri megah dan kokoh. Konstruksi ini adalah berdasarkan refrensi rancangan dari Ewout Verhagen warga negara Belanda, uniknya tembok-tembok yang melindungi bangunan ini terbuat dari bata yang direkatkan dengan campuran pasir dan gula tahan panas.

Di bagian interior, terdapat beberapa kursi berukiran khas dan bangku dari kayu hitam eboni yang sampai saat ini masih juga dipakai. Furniture itu dipakai untuk kepentingan rapat gereja. Ada pula mimbar unik bergaya Barok yang menjadi tempat pendeta berdiri. Letaknya ada di bagian belakang bersama bangunan tambahan. Mimbar ini bertudung sebuah kanopi, yang ditopang dua tiang bergulir dengan gaya rias Ionic serta empat tonggak perunggu. Selain itu, ada organ seruling (orgel) gereja yang sampai sekarang masih terawat baik. Organ dengan tinggi 2.5 meter ini diletakkan di balkon yang disangga empat tiang langsing. Organ ini pemberian putri seorang pendeta bernama John Maurits Moor ini terakhir kali dipakai pada 8 Oktober 2000.

Gereja ini adalah saksi bisu dari sejarah panjang semasa Hindia Belanda menguasai Batavia, namun yang perlu diketahui pasti adalah gereja ini telah menjadi peninggalan sejarah yang perlu dijaga dengan seksama.

Pin It
Maps
Photos
Recent Articles
Videos