Sri Susuhunan Paku Buwono (PB) XII

Foto oleh : Wd Asmara
Pin It

 PBXII_SOLO_copy_1.jpg

Raja Kraton Kasunanan Surakarta (12 Juli 1945 – 11 Juni 2004)

Nama kecil Paku Buwono XII adalah Raden Mas Gusti Suryo Guritno, putra dari pasangan Paku Buwono XI dengan Gusti Kanjeng Ratu Paku Buwono seorang putri dari Kanjeng Pangeran Puspodiningrat Paku Buwono IX. Beliau bergelar Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Paku Buwono Senopati Ing Ngalogo Abdurahman Sayidinan Panatagama XII , disingkat Paku Buwono  XII. Lahir di Surakarta 14 April 1925 dan beliau wafat di Surakarta 11 Juni 2004 karena sakit.

Paku Buwono XII memiliki Garwa Ampil atau Selir lima orang dan dikaruniai 37 keturunan. Paku Buwono XII adalah seorang Raja dengan pendidikan formal di ELS (Europeesche Lagare School)  pasar legi Solo dan HBS (Hogere Burger School) Bandung

Paku Buwono XII adalah raja di kerajaan penerus dinasti Mataram yang terpecah menjadi Kraton Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta. Sepanjang kekuasaan Dinasti Mataram, Beliau adalah raja yang paling lama memerintah, yaitu selama 59 tahun.

Yang menarik dari beliau adalah pada sekitar tahun 1970an , Beliau mempunyai ritual unik dan sakral dengan menggelar kirab pusaka pada setiap malam Jumat. Jumlah pusaka yang dikirab pada saat itu hanya dua buah, berupa tombak. Dan tradisi itu masih dilestarikan hingga sekarang dengan ritual kirab pusaka pada malam Satu Suro yang dilakukan sekali dalam setahun dan menjadi warisan budaya yang bisa disaksikan masyarakat Solo.

Pada saat prosesi kirab  semua abdi dalem keraton diwajibkan laku nyepi dengan puasa serta mandi besar untuk menyucikan diri sebelum melaksanakan tugas dari Beliau , dan para abdi berpakaian sederhana tanpa perhiasan, kemudian berjalan kaki tanpa menggunakan alas kaki. Pembawa pusaka dinamakan pradak sina yang memiliki makna yang sama dengan penganut Budha dalam ritual Waisak. Prosesi dilakukan dengan jalan berkeliling sesuai arah jarum jam, serta selama kirab dilarang berbicara dan hanya  berdoa sesuai keyakinan para abdi dalem.

Bentuk-bentuk warisan budaya inilah yang bisa digali dengan cara mundur sedikit ke masa lalu untuk mempelajari makna sebuah tatanan serta  tuntunan dan menjadikannya warisan yang bernilai untuk masyarakat yang hidup di era berikutnya.

Menurut penuturan beberapa abdi dalem sepuh Kraton Kasunanan Surakarta , Sosok Paku Buwono XII itu pribadi yang tenang dan bijaksana , seperti filosofi Beliau yang pernah ditularkan kepada kerabat dalam yaitu “ Ngeli ning ora keli” (menyeburkan diri tapi tidak hanyut) yang bermakna sebagai pribadi hendaknya berserah diri kepada Sang Pencipta dan selalu bisa mengendalikan diri.

Hingga akhir hayatnya, konon Beliau belum menyampaikan kepada siapa tampuk kekuasaan kerajaan akan diberikan.

Kraton_Kasunanan_Surakarta_1.jpg   Kraton Kasunanan Surakarta

cov_pic_Sri_Susuhunan_Paku_Buwono_XII_1.jpg    Suasana malam hari Kraton Kasunanan Surakarta tampak sepi

Tetap_setia_sampai_kapanpun.jpg   Tetap setia sampai kapanpun jua

Kebanggaan_barisan_prajurit_Kraton_Solo_dibawah_naungan_pohon_sawokecik.jpg   Kebanggaan prajurit Kraton Solo dibawah naungan pohon sawo kecik simbol dari kebaikan

Abdi_dalem_berasal_dari_berbagai_daerah_di_sekitar_Solo_hingga_Ponorogo.jpg   Abdi dalem berasal dari berbagai daerah di sekitar Solo hingga Ponorogo

Abdi_dalem_Kraton_hanya_punya_satu_kepentingan__yaitu_mengabdi.jpg   Abdi dalem Kraton hanya punya satu kepentingan, yaitu mengabdi 

(teks dan foto : Wd Asmara/KratonPedia)

Pin It
Maps
Photos
Recent Articles
Videos