Ki Baju Rante

Foto oleh : Wd Asmara
Pin It

 Ki_baju_rante_1.jpg

Sebuah kisah drama gong "Kundi Manik" dengan judul Ki Baju Rante ,  ditampilkan grup kesenian asal desa Bhuana Giri Kabupaten Karangasem Bali dalam perhelatan Pesta Kesenian Bali yang meriah dan padat pengunjung.

Diceritakan Raja Kusuma Bhuana akan menjodohkan salah satu anaknya yang bernama Diah Ratna Sari dengan Jambe Lalana dari Kerajaan Komala Giri.

Rencana ini mendapat tentangan dari Sang Istri, karena Sang Istri menginginkan agar Diah Sekar Taji yang dijodohkan, tetapi Raja tetap pada pendiriannya.

Suatu ketika Diah Ratna Sari pergi ke pantai Jasri untuk mencari Tirtha Panglukatan, di pantai beliau bertemu dengan seorang anak petani yang sedang memancing, yang bernama I Made Guna Sambawa dari Cemara Tebel, dengan keadaan itu tumbuhlah niat putri untuk ikut memancing. Setelah beberapa saat memancing, mereka berdua celaka terseret ombak hingga babak belur dan terdampar di suatu tempat, Putri tidak sanggup berjalan, lalu putra menawarkan diri untuk memapahnya hingga tiba di  Kerajaan Kusuma Bhuana.

Sampai di puri Raja dan Patih Agung marah melihat Diah Ratna Sari dipapah oleh I Made Guna Sambawa, akhirnya I Made Guna Sambawa disiksa dan dipenjarakan. Sedangkan Diah Ratna Sari segera dinikahkan dengan Jambe Lalana dari Kerajaan Komala Giri.

I Made Guna Sambawa sedih atas nasib yang menimpanya, tiba-tiba bantuan datang dari seorang Denawa (Detya Candra Bawa). I Made Guna Sambawa terperangah dengan sikap baik dari Detya Candra Bawa. Disanalah Detya Candra Bawa bercerita bahwa I Made Guna Sambawa adalah anaknya sendiri, diceritakan pada mulanya Sang Detya adalah Raja Madya Pura, dulu beliau kalah di medan peran saat mempertahankan wilayah Madya Pura dari gempuran Raja Kumala Giri yaitu ayah Jambe Lalana. Akibatnya beliau dikutuk menjadi Detya dan keluarganya nyineb wangsa agar selamat dari gempuran Raja Komala Giri. Sedangkan kutukan itu akan berakhir setelah I Made Guna Sambawa beristri dan memiliki keturunan. Setelah jelas semuanya Detya Candra Bawa meyerahkan sebilah keris pusaka yang bernama Ki Baju Rante yang berfungsi untuk melindungi kebenaran dari segala jenis keangkara murkaan, maka dengan keris itu I Made Guna Sambawa akan bisa merebut kembali kekuasaannya dan akan menjadi Raja di Madya Pura.

Drama yang berdurasi dua jam ini sangat diminati penonton yang tampak antusias dari awal hingga akhir cerita , meski dengan seting panggung yang sederhana serta alur cerita yang didominasi dialog-dialog panjang dengan bahasa Bali , tapi terkadang diselingi guyonan-guyonan yang membuat penonton tertawa dan bertahan hingga akhir pertunjukan.

Gelaran seperti ini cukup jarang dinikmati masyarakat Bali khususnya usia remaja dan anak-anak, seperti halnya kesenian wayang wong yang juga sudah jarang dijadikan alternatif tontonan bagi masyarakat moderen sekarang ini. Dari durasi waktu pertunjukan dan gamelan yang mengiringi secara langsung, pertunjukan drama gong ini memang mirip dengan pagelaran wayang wong di Jawa.

Pesta Kesenian Bali memang tak ubahnya seperti hajatan masal yang biasa digelar di beberapa kota di Indonesia , dengan kemasan yang khas sebagai hiburan rakyat dengan balutan gelaran seni tradisional dan pasar malam yang hiruk pikuk. Dan itu tidaklah  buruk sebagai bentuk ekspresi budaya sekaligus tempat bersilaturahmi antar warga masyarakat dan para pelaku usaha informal seperti pedagang kaki lima yang meramaikan hajatan ini. Salam Kratonpedia.

Panggung_Rakyat.jpg 

Seni_pertunjukan_yang_diselingi_dengan_banyolan_dan_membuatnya_dekat_dengan_penonton.jpg 

Balik_layar.jpg 

(teks dan foto : Wd Asmara/Kratonpedia) 

Pin It
Maps
Photos
Recent Articles
Videos