Foto - Kraton Yogyakarta

Tari Topeng Ireng, sumbangan warga lereng Merapi
Untuk memeriahkan Pernikahan Agung, rakyat Yogyakarta menggelar atraksi hiburan di titik 0km. Suatu tanda tidak ada jarak antara keluarga raja dan rakyat.
Barikade hidup, petugas pengamanan kirab yang menjaga ketertiban kerumunan warga yang membludak di sepanjang jalan Malioboro.
Beksan Bedhaya Manten ditarikan oleh enam penari perempuan, mengisahkan perjalanan sepasang manusia dari kecil sampai memasuki gerbang rumah tangga.
Anak-anak dengan antusias berdesakan di tengah keramaian penonton kirab, dan tetap ceria dengan salam metal meski panas terik menyengat.
Beberapa anak muda yang menghadiri pesta pernikahan agung di Kepatihan jalan Malioboro dengan mengenakan baju tradisional gaya Yogyakarta.
Selasa 18 Oktober 2011, sejak pagi hingga siang hari di beberapa lorong gang di sepanjang jalan Malioboro mulai dialiri kedatangan warga kota Yogyakarta yang hendak menyambut kirab penganten Royal wedding.
Royal Wedding - Dhaup Ageng KPH Yudanegara dan GKR Bendara Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat - 18 Oktober 2011
Royal Wedding - Dhaup Ageng KPH Yudanegara dan GKR Bendara Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat - 18 Oktober 2011
Royal Wedding - Dhaup Ageng KPH Yudanegara dan GKR Bendara Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat - 18 Oktober 2011
Royal Wedding - Dhaup Ageng KPH Yudanegara dan GKR Bendara Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat - 18 Oktober 2011
Royal Wedding - Dhaup Ageng KPH Yudanegara dan GKR Bendara Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat - 18 Oktober 2011
Nama aslinya Sudarto, seorang abdi dalem dengan pangkat Mas Lurah Yudo Nantarso. Yudo berarti kode pekerjaan abdi dalem yang mengurusi ndalem magangan atau bagian kepegawaian Kraton Yogyakarta.
Klenteng Poncowinatan atau juga dikenal dengan nama Tjien Ling Kiong berada persis di belakang pasar Kranggan di jalan Poncowinatan nomer 20. Dan berjarak sekitar 50 m dari Tugu Yogyakarta serta dekat dengan pusat perniagaan.
Klenteng Poncowinatan berada persis di belakang pasar Kranggan di jalan Poncowinatan nomer 20. Pada perayaan bulan purnama, masyarakat Yogyakarta bersuka cita dengan warga etnis Tionghoa dan mencicipi kue bulan aneka rasa.
Jemparingan, olah raga panahan tradisional Mataraman yang penuh makna dan keunikan , mulai dari busurnya, busananya, tata caranya serta keragaman penggemarnya.Sebuah berkah kebudayaan Yogyakarta.
Nama aslinya Sudarto, seorang abdi dalem dengan pangkat Mas Lurah Yudo Nantarso. Yudo berarti kode pekerjaan abdi dalem yang mengurusi ndalem magangan atau bagian kepegawaian Kraton Yogyakarta.
< Prev 1 2 Next >