Ayam Betutu

Xenia Veryano
Artikel oleh : Xenia Veryano
Foto oleh : http://resepmakanansedap.com/wp-content/uploads/2016/01/ayam-betutu.jpg
Pin It

Setiap daerah di penjuru Indonesia memiliki berbagai macam makanan yang dijadikan ciri khas daerah tersebut. Demikian halnya dengan Bali, Bali dikenal dengan tujuan wisatanya tetapi selain tujuan wisatanya yang terkenal, Bali pun mempunyai makanan yang menjadi ciri khas di Bali, salah satu makanan tradisional di Bali adalah ayam betutu, karena makanan ini menjadi  salah satu makanan keistimewaan dari khas tradisi Bali.  Menu ini digunakan sebagai sajian pada upacara keagamaan, dan upacara adat serta sebagai hidangan dan di jual.  Betutu berasal dari kata Tunu (bakar), dan dirangkai dengan kata Be (daging ayam/bebek).  Artinya menu ini adalah  daging yang dibakar, hanya saja proses pembakarannya berbeda dengan produk lain. Inilah yang menjadi keunikan Betutu yang bisa memberikan aroma, rasa dan penampilan khas di bumi nusantara.

Pada tahun 1976 ayam dan bebek betutu ini dibuat oleh Men Tempeh atau Ni Wayan Tempeh yang berasal dari Abianbase, Kota Gianyar, dengan suaminya I Nyoman Suratna yang berasal dari Bangli. Ayam Betutu itu hanya ada di Betutu Lalah. Berkaitan dengan sejarah resep yang di sebar dan di pelajari oleh turunan dari Men Tempeh ini kemudian menyebarluas ke seluruh Indonesia dengan beberapa modifikasi yang di lakukan oleh orang yang mengajarkan nya., sejarah tetap lah sejarah tetapi citarasa yang ada tidak akan berubah. 

Ayam atau bebek betutu mempunyai rasa yang pedas serta gurih yang meresap hingga ke dalam daging ayam atau bebeknya, hal ini yang membuat ciri khas rasanya. Sumber khas rasa pedas itu  tidak hanya dari cabai merah, namun berasal dari kombinasi irisan bawang putih yang dipadukan dengan tetesan minyak kelapa yang masih biasa dibuat secara tradisional oleh masyarakat Bali.

Bebek atau ayam betutu sering disajikan sebagai hidangan saat upacara adat dan keagamaan oleh masyarakat Bali, salah satunya yang berada di daerah kecamatan Busungbiu. Pada umumnya mata pencaharian masyarakat disana adalah bertani sawah dan kebun kopi. Lalu atas rasa syukur mereka atas hasil panennya, mereka menyajikan pada saat acara mensyukuri hasil panen yang melimpah ruah berkat ritual (Ngerasakin) pada perayaan Tumpek Wariga (tumpek pengatag atau tumpek bubuh).  Syukuran terhadap hasil panen itu disajikan dengan menu utamanya adalah ayam atau bebek betutu.  Setelah melakukan ritual adat yang dipimpin oleh Pemangku Subak Abian, maka para petani pun akan  makan bersama dikebun. Menu khas tradisi Bali ini bisa menjadi makanan produk wisata yang unggul karena makanan tradisional khas Bali ini adalah berupa warisan budaya.  Apalagi memang sejarahnya menjadi makanan kesukaan raja di Bali, dan makanan ini memang sering disajikan pada saat upacara adat, dan keagamaan.

Ayam dan bebek betutu, jelas merupakan salah satu produk wisata unggulan yang dapat menjadi kesukaan wisata didalam negeri maupun wisata di luar negeri.  Oleh karena itu, menu ini patut terus dilestarikan dan dijaga nilai-nilai tradisinya sehingga wisatawan dapat memperoleh pengalaman berwisata yang berkualitas dan memuaskan sehingga mereka akan terus berkunjung dan menikmatinya.

Pin It
Maps
Photos
Recent Articles
Videos