Bertahan di Ujung Pointe

Agatha Aurelia
Artikel oleh : Agatha Aurelia
Foto oleh : Agatha Aurelia
Pin It

"Dulu pas kecil, aku pingin jadi Ballerina dan bisa berdiri diujung kaki. Sekarang, aku gak cuma berdiri, bahkan bisa berputar dan melompat diatas jari”  

____________________________________________________________________


Seorang anak kecil bermimpi untuk masa depannya. 


Seorang anak kecil mengetahui apa yang diimpikannya. 


Seorang anak kecil telah hidup untuk melampaui apa yang telah menjadi impiannya. 


_______________________________________________________________________________

 DSCF2234.jpg


Di kalangan masyrakat, profesi seorang ballerina dikenal sebagai profesi yang dikhususkan untuk perempuan. Perempuan, yang bertolak belakang dengan pria yang mengedepankan kemaskulinitas serta kekuatan dalam cara mereka hidup. Perempuan memiliki perbedaan karakter, dimana perempuan dierat kaitkan dengan keanggunan, kelemah lembutan, dan kecantikan. Tetapi dibalik itu semua, ballerina mengerahkan segala tenaga dan upaya dalam mencapai titik dimana estetika seorang perempuan itu dapat tercapai. 

 

Bagi kami, bukan merupakan suatu keindahan semata apabila dicapai tanpa jerih payah dan kerja keras. Ballet, tidak seperti apa yang nampak, membutuhkan waktu, pengorbanan, kedisiplinan, serta rasa cinta yang tinggi untuk dapat meraih hasil yang optimal. Perempuan disini dituntut serta diharuskan untuk mengerahkan seluruh kekuatan yang ada. Didalam seni tari Ballet, hal yang paling esensial untuk dijadikan fondasi adalah kemampuan sinkronisasi seseorang untuk dapat menggabungkan komponen-komponen menjadi suatu karya yang indah. Sinkronisasi tersebut terdiri dari teknik, musikalitas, serta performa. Setiap aspek memiliki bobot serta nilai tersendiri yang dapat menambah kualitas seni tersebut. 

 

Teknik dalam Ballet mencakup banyak hal. Secara garis besar, seni tari ini memerlukan presisi dalam gerakkan, sehingga setiap gerakkan diharuskan untuk berada diatas standar serta kaidah yang telah ditentukan. Presisi gerak dalam tari Ballet dapat terdiri dari turn-out, weight placement, dan juga transfer of weight. Teknik dasar tersebut harus dimiliki seorang Ballerina untuk dapat menari dengan tepat untuk memberikan performa dengan porsi yang tepat pula. Adapula teknik dalam Ballet yang diterima seseorang apabila sudah cukup matang dalam bergerak, yaitu teknik menari ‘on pointe’ atau Pointe Work. Teknik ini terkenal dengan menari diujung jari kaki. Kesulitan memang bertambah dalam menjalani praktis pointe work, karena ini menyebabkan banyak cedera di kaki, tetapi karena itu pulalah juga maka kepuasan juga ikut bertambah.

 

Presisi gerak yang ditemukan di teknik dalam Ballet tidak akan bisa berjalan baik tanpa adanya kapabilitas seseorang mengenai musik. Musik ini yang menjadi pengiring serta menjadi akar untuk seseorang dapat menikmati sekaligus menyatukan musik dalam tarian. Disini kemampuan seorang diuji untuk dapat mengenali musik tersebut, dan juga untuk dapat menginterpretasikan musik melalui gerakkan yang tentu tidak jauh lepas dari teknik yang telah ada. Mengenali musik berarti mengetahui hitungan, jenis musik apa yang sedang dimainkan, dan juga kualitas apa yang harus dilakukan dalam penyesuaian dengan musik. Biasanya dalam Ballet banyak istilah yang digunakan untuk menandakan perbedaan kualitas gerak berdasarkan dari musik yang dimainkan, seperti: adage dan allegro yang berasal dari bahasa Italia yang memiliki arti bertolak belakang, yang mana adage berarti ‘at ease’ atau juga dalam dinamika musik dikenal sebagai tempo lambat, dan allegro yang berarti tempo yang cepat. Dari sini, maka gerakkan Ballet menyesuaikan tempo musik, sehingga seringkali gerakkan adagio, dikenal dengan gerakkan adage, yaitu gerakkan mengalir dimana penari diharuskan untuk menjaga keseimbangan serta fleksibilitas dalam gerak, dimana dibutuhkan konsentrasi penuh dalam melakukannya. Lain halnya dengan allegro yaitu dengan tempo yang cepat, penari sering kali bergerak dalam loncatan, yang dapat terbagi menjadi kecil, sedang, dan besar. Dalam allegro, keringanan seorang penari didapat dari seberapa kuat mereka dapat meloncat melawan gravitasi. 

 

Adapun juga keberadaan musik dan ketentuan teknik harus bisa diekspresikan melalui  hati setiap orang. Sehingga, setiap penari memiliki pesan-pesannya berbeda dalam menginterpretasikan gerakkan. Memasukkan emosi dalam gerakkan serta musik menghasilkan performa. Kebaikkan performa seseorang adalah bagaimana seseorang itu dapat memberikan emosi yang tepat pada konteks-konteks tertentu, sehingga pesannya dapat dengan tepat tersampaikan. Ada kala penari menari sesuai peran, yang mana ekspresi dalam wajah sangat amat menentukan dalam hasil akhir tarian tersebut. Tak lain dari performa yang terbaik selalu datang dari hati. Dibutuhkan hati yang besar untuk bisa menjalani segala rangkaian komponen-komponen ballet ini untuk menjadi suatu karya yang luar biasa. 

 

Melihat dengan adanya dasar-dasar pemahaman yang harus dilakukan dalam Ballet, dibutuhkan seseorang untuk memberikan etika yang baik dalam berperilaku. Diawali dari hati yang berkeinginan, maka tentunya akan mudah untuk seseorang bukan hanya bisa menari, tetapi menjadi penari. Segala yang ada akan ditopang dengan adanya kedisiplinan, tanggung jawab, kerja keras, pengorbanan untuk terus menerus berlatih sehingga menjadi penari yang memiliki kualitas yang baik. 

 

Terlihat dalam seni tari Ballet ini, peran perempuan tentu tidak diragukan lagi kualitasnya. Bersama-sama dengan pria, wanita dan pria tentu harus dapat bekerja keras akan apa yang diinginkan untuk dapat diraih. Bukan saja seorang wanita hanya terkesan ‘menerima’, tetapi ‘menghasilkan’. Dengan segala rasa cinta, upaya, serta kerja keras, maka terbukalah peluang untuk seseorang bisa menjadi semakin dekat bahkan melampaui apa yang menjadi impiannya. Sehingga dimasa depan, dengan peran-peran yang telah dimiliki baik pria maupun wanita dapat berjalan selaras menghasilkan masa depan yang cerah dengan impian-impian yang telah diraihnya. 


Pin It
Maps
Photos
Recent Articles
Videos