Tino Sidin: Seniman Pendidik

Gabriella Astiti Harsanti
Artikel oleh : Gabriella Astiti Harsanti
Foto oleh : kepakgaruda.files.wordpress.com
Pin It

Dalam bayangan saya, menyenangkan sekali bila menjadi anak kecil di zaman itu. Zaman ketika stasiun TV masih hanya TVRI, yang menyiarkan acara “Gemar Menggambar” yang berhasil menghinoptis anak-anak untuk ikut menggambar. Pak Tino Sidin mungkin tidak begitu dikenal untuk generasi zaman sekarang, tetapi tanya saja bagi mereka yang masa kanak-kanannya berlangsung di tahun 1980-an.

 

Kata seniman rupa tidak lah cukup untuk mewakili sesosok Pak Tino Sidin. Beliau lebih tepatnya adalah seniman pendidik dan sangat terkenal dalam acara Gemar Menggambar yang tayang di TVRI 35 tahun yang lalu. Pak Tino Sidin selalu menanamkan bahwa belajar menggambar itu mudah. Di setiap acaranya, Pak Tino Sidin selalu siap dengan kertas putih yang besar dan spidolnya. Beliau lalu mulai mengajarkan anak-anak untuk membuat garis-garis hingga membentuk suatu gambar. Bayangkan anak-anak di zaman itu serentak mengikuti dan berhasil bangga atas karyanya sendiri. Konsep kemudahan yang ditawarkan bagi anak-anak adalah, karena menggambar hanyalah perpaduan dari garis-garis lurus dan garis-garis lengkung. Selain itu beliau juga mengajarkan untuk berani membuat garis dan tidak menghapusnya.

 

Pribadi Pak Tino Sidin yang sederhana dan ramah membuat anak-anak semangat untuk mengirimkan karyanya. Di sinilah yang membuat acara Gemar Menggambar cukup ditunggu. Setiap episodenya, setelah Pak Tino Sidin menggambar, karya-karya kiriman anak-anak akan diperlihatkan dan dikomentari oleh beliau sendiri. Tidak ada nilai estetika yang jelek baginya. Walaupun karya tersebut tidak mengikuti aturan menggambar pada umumnya, walau warna pohonnya ungu, walau tanah warnanya merah, walau bentuk binatangnya tidak karuan, semua akan dipuji dan dibilang “Ya, baguuuusss!” Saya pikir ini komentar legendaris itu tidak membodohi karena pada hakikatnya karya seni tidak selamanya terpatok pada nilai estetika, tetapi nilai ekspresi anak-anak yang menjiwai dan pesan yang tersembunyi dari gambar tersebut. Komentar tersebut justru membuat semangat anak-anak dan tak heran Pak Tino Sidin menjadi panutan bagi banyak orang.

Serial Gemar Menggambar Pak Tino Sidin. Sumber: http://unik.kompasiana.com/2012/11/15/mengenang-pak-tino-sidin-bagus-satu-kata-penuh-inspirasi-503415.html Sumber: http://unik.kompasiana.com/2012/11/15/mengenang-pak-tino-sidin-bagus-satu-kata-penuh-inspirasi-503415.html

Lewat acara itu, Pak Tino Sidin mengeluarkan 4 seri buku Gemar Menggambar. Seri tersebut adalah menggambar orang, menggambar binatang, menggambar pemandangan, dan yang paling unik adalah seri “dengan huruf dan angka menggambar apa?”. Buku-buku tersebut sepertinya sudah jarang beredar di pasar loak, bagi yang masih memiliki alangkah beruntungnya. Kepiawaian seorang Tino Sidin akhirnya berhasil dilahirkan kembali lewat buku biografinya yang telah terbit tahun 2014 lalu. Buku “Tino Sidin: Guru Gambar & Pribadi Multidimensional” tidak hanya bercerita tentang kisah hidupnya, tetapi juga memuat foto karyanya yang terdiri atas 30 lukisan cat minyak dan 150 sketsa. 20 tahun berlalu sejak kematian beliau, akhirnya pembangunan Taman Tino Sidin di Yogyakarta selebar 400 meter persegi telah dimulai. Selain karya-karyanya akan dipajang di sana, taman tersebut diharapkan juga menginspirasi banyak orang.

 

Kembali lagi di masa sekarang. Saya sangat mendambakan acara semacam “Gemar Menggambar” bisa hidup kembali dan menyita perhatian anak-anak masa kini. Bahkan saya sebagai orang dewasa yang juga entusias dengan seni rupa tidak akan keberatan untuk menontonnya. Sangat disayangkan juga pendidikan di saat ini yang selalu menitikberatkan pada ilmu-ilmu pasti. Bukannya tidak baik, tetapi ketidakseimbangan inilah yang melahirkan tunas bangsa yang tidak ideal. Pelajaran seni di sekolah masih dianggap enteng, cita-cita menjadi seniman masih dianggap tidak berprospek, tetapi siapa yang tahu ketika sesosok Tino Sidin dapat lahir kembali? Seorang seniman yang tidak mengagungkan dirinya seniman, tetapi juga mendidik. Selamat berharap.

Pin It
Maps
Photos
Recent Articles
Videos