Reog Wayang - Reog Seneng Bareng

Foto oleh : Istimewa
Pin It

Reog_Seneng_Bareng.jpg

Daerah Istimewa Yogyakarta, propinsi dengan luas wilayah 3.185,80 km2 dan memiliki wilayah pesisir pantai di bagian selatan pulau Jawa yang membentang dari Kabupaten Kulonprogo hingga Gunung Kidul ini memiliki kekayaan kesenian tradisional yang beragam namun juga punya kemiripan dari masing-masing daerahnya. Dengan kondisi geografis yang memiliki wilayah perbukitan dan pantai, serta jalur jalan yang terhubung dengan wilayah propinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur,  yakni jalur yang terhubung dengan daerah Wonogiri dan Pacitan, menjadikan perkembangan kesenian tradisionalnya memiliki beberapa kesamaan.

Sebuah kelompok kesenian yang berada di desa Jatirejo Kecamatan Lendah Kabupaten Kulonprogo adalah salah satu bukti bahwa kesenian tradisional yang berangkat dari kesenian reog tersebut berkembang dan terus berproses dalam kreasi seni. Reog Seneng Bareng, begitulah nama kelompok kesenian yang terbentuk karena sebuah keinginan untuk melestarikan kesenian rakyat yang populer di daerah Kulonprogo dengan sebutan Reog Wayang.

Reog Wayang adalah bentuk kreasi baru dari pengembangan kesenian reog. Perbedaan kesenian ini dengan reog yang dikenal di Ponorogo atau Wonogiri adalah adanya tema cerita yang dimainkan dalam pertunjukannya. Kalau reog Ponorogo atau yang dikenal secara umum di Jawa Timur dan Jawa Tengah menggambarkan cerita perjalanan Prabu Klana Sewandana dari kraton Bantar Angin atau kisah-kisah yang diambil dari cerita Panji,kalau dalam pertunjukan Reog Wayang, cerita berasal dari kisah Mahabarata dan Ramayana. Dandanan atau kostum para pemainnyapun tidak menggunakan baju warok, melainkan kostum layaknya pementasan wayang orang.

Beberapa tokoh yang biasa muncul dalam kisah Mahabarata atau Ramayana menjadi ciri khas dalam pementasan reog wayang, yakni Hanoman, Kumbakarna, Anggada dan lainnya. Yang memberikan kekhasan dari unsur kesenian reog adalah irama gamelan atau tetabuhan yang mengiringi tarian dan atraksi akrobat dalam pementasannya. Sedangkan unsur kesenian wayang lain yang diadopsi dalam kesenian reog wayang ini adalah adanya dalang yang terlibat langsung dalam pementasan, ada kalanya memberikan sentuhan guyon atau humor dalam tampilnya sang dalang.  

Anggota_Reog_Seneng_Bareng_sedang_dirias.jpg    Anggota Reog Seneng Bareng sedang dirias 

Seperti dibawah ini merupakan salah satu contoh sebuah kisah dalam pementasan kesenian reog wayang dari Reog Seneng Bareng dengan lakon:

RAHWANA MUTUNG

Di taman Alengka, Dewi Shinta yang sedang bersedih hati tengah di hibur oleh Trijatha. Semenjak di culiknya Shinta oleh Rahwana,  badannya makin kurus. Tanpa hiburan dan dukungan dari Trijatha mungkin Shinta sudah bunuh diri. Shinta adalah wanita setia. Semua rayuan Rahwana dalam bentuk  emas/ berlian, kekuasaan tak membuatnya tergoda sehingga meninggalkan suaminya. Rayuan gombal Rahwana selalu gagal. Tipu muslihat Rahwana semakin menjadi tatkala kegagalan demi kegagalan ia temui. Seperti malam ini, Rahwana membawa potongan kepala yang ia katakan adalah kepala milik Rama Wijaya. Shinta menangis. Trijatha menenangkannya.

Lagi-lagi Rahwana merayu Shinta. Shinta marah dan menampar Rahwana. Hal itu membuat Rahwana marah, ia mengambil keris dan hendak membunuh Shinta. Trijatha berlari dan menjadi tameng hidup untuk menyelamatkan Shinta. Rahwana mengurungkan niatnya. Lalu pergi dan menyusun strategi baru.

Sementara itu di kerajaan Mangleawan, Rama Wijaya, Lasmana, Sugriwa, Anoman, Anila, Anggada dan bala tentara kera tengah bersiap menyeberang ke Alengka untuk merebut kembali Shinta dari tangan Rahwana. Rama Wijaya mengutus Anoman untuk menyelinap ke taman Alengka, mencari kabar tentang istrinya.

Sesampai di taman Alengka Anoman segera melaksanakan tugasnya dan berhasil dengan baik. Namun ketika ia hendak meninggalkan taman kaputren, Indrajid menghadangnya. Terjadilah pertempuran sengit. Anoman berhasil meloloskan diri, bukan pengecut tapi tugasya memang hanya menyampaikan kabar kebapada Shinta, tentang keadaan suaminya.

Sampailah di mana pasukan kera telah sampai di kerajaan Alengka. Pertempuran sengit antara wadyabala wanara dan wadyabala raseksa tak terelakkan. Senopati di pihak Alengka berguguran. Rahwana khawatir ia akan gagal, dipaksanya Kumbakarno menjadi senopati. Tapi tidak mau. Hal itu membuat Rahwana marah dan mencaci maki Kumbokarno. Akhirnya Kumbokarno mau menjadi senopati,ia bukanlah membela keangkaramurkaan kakaknya, namun ia membela negaranya. Kumbokarno gugur, namun ia bahagia Karena telah bertemu dengan saudaranya yang amat dicintai, Wibisana.

Rahwana kehabisan senopati, ia maju melawan Ramawijaya. Diam-diam Anoman menggotong gunung batu dan menimpakan gunung itu pada Rahwana. Tubuh rahwana hancur, darahnya sampai kemana-mana. Itulah yang menyababkan keangkaramurkaan tetap ada di muka bumi ini.

Salam Kratonpedia.

Tiga_penari_komunitas_Reog_Seneng_Bareng.jpg    Tiga penari kelompok kesenian Reog Seneng Bareng  

Pin It
Maps
Photos
Recent Articles
Videos