Berburu Harta Karun

Foto oleh : Stefanus Ajie
Pin It

 Buku_buku_kuno_banyak_diburu_oleh_para_kolektor.jpg

Anggota trio detektif, Jupiter, Peter dan Bob berkumpul jadi satu dengan Wiro Sableng dan Si Buta dari Gua Hantu. Bergabung juga Ida Iasha yang berpose cantik di samping kelinci biru bernama Bobo. Di sudut lain, Darmogandul, Romo Mangun dan Pramoedya bertemu dengan Tan Malaka, mereka asyik berdialektika dengan pemikirannya masing-masing. Tak Ketinggalan, Petruk bersama saudara-saudara Punakawannya, asyik berkelakar di samping Pendekar Bu Kek Siansu yang sedang berlatih pedang.

Tokoh-tokoh diatas mungkin terdengar sedikit asing bagi mereka yang tidak mengalami masa muda ditahun-tahun sekitar 80-90an. Nama-nama tersebut merupakan icon-icon yang mewakili kelompoknya masing-masing, dari komik, novel, majalah, buku yang pernah populer di era 80-90an. Novel dektektif  remaja Lima Sekawan dan Trio Deketif, komik-komik asli Indonesia seperti Si Buta dari Gua Hantu,Wiro Sableng dan karya-karya Koo Ping Hoo, tentunya sudah semakin sulit ditemukan di toko-toko buku sekarang ini. Demikian juga dengan cetakan awal dari beberapa buku karya penulis legendaris seperti Tan Malaka, tentu juga sudah menjadi barang langka di pasaran. Tetapi dengan sedikit ketelatenan dan keberuntungan, kesemuanya itu masih bisa ditemukan di Pasar Buku Bekas Alun-alun Utara, Surakarta.

Suasana_Lorong_Pasar_Buku_Tua.jpg   Suasana lorong Pasar Buku Tua 

Pasar Buku Bekas tersebut terletak di kawasan Gladag, sisi sebelah barat dari Alun-Alun Utara Kota Solo. Karena jalan di depannya adalah jalur satu arah, maka harus memutari Alan-alun, melewati Lawang Gapit Kraton Kasunanan Surakarta, Gapura Klewer, Masjid Agung, barulah sampai di Pasar Buku Bekas yang terletak diarea sebelum pertigaan Gladag. Rimbunnya pohon beringin besar di pinggir jalan bisa dijadikan tanda bagi lokasi tersebut. Pasar ini ini memang tidak ada namanya, tetapi orang-orang mengenalnya dengan sebutan Pasar Buku Bekas. Pasar yang terdiri dari sekitar 20 los ini berawal dari beberapa pedagang yang dulu sering menggelar dagangan buku-buku bekas di area tengah alun-alun. Seiring dengan bertambahnya jumlah pedagang, maka mereka direlokasi ke sisi barat alun-alun dengan dibuatkan tempat berdagang yang permanen.

Walaupun lebih dikenal sebagai Pasar Buku Bekas, yang dijual ditempat itu tidak hanya sebatas buku saja, majalah-majalah bekas, komik dan novel-novel tempo dulu, juga banyak ditemukan di sana. Sebagian pedagang juga menjual berbagai karya tulis, kliping, kalender kuno dan iklan-iklan kuno. Selain digemari oleh para "Kutu Buku", tempat tersebut juga dijadikan ajang berburu bagi para kolektor buku-buku antik. Menurut Mas Enthis, salah satu pedagang di Pasar Buku Bekas, mengatakan bahwa komik lawas karya komikus lokal seperti Ganes TH atau Kosasih, menjadi barang yang dihargai mahal oleh para kolektornya. Primbon dan buku kuno terjemahan dari gubahan satra kuno jawa karya RNg Yosodipuro dan RNg Ronggowarsito juga banyak diminati. Karena begitu banyak permintaan, maka buku-buku yang masuk kategori langka, dijual dalam versi fotokopi-an dengan harga yang jauh lebih murah. Buku-buku bernuansa politik lebih dicari orang saat ini. Terutama buku asli cetakan lama dari tulisan-tulisan Ir Soekarno dan Tan Malaka.

Enthis__salah_seorang_pedagang_yang_banyak_memiliki_koleksi_buku_tua_.jpg   Enthis, salah seorang pedagang yang banyak memiliki koleksi buku tua  

Seperti layaknya pasar pada umumnya, pembeli bisa melakukan tawar-menawar harga. Majalah-majalah bekas bisa dibeli dengan harga sekitar Rp 5000 saja. Untuk buku-buku bekas, tawar-menawar akan lebih alot karena para pedagang sudah paham betul tentang penulis-penulis mana yang dipandang hebat, banyak diminati dan layak dihargai tinggi. Bahkan untuk buku-buku langka yang masuk kategori "collector item" bisa dijual diharga ratusan ribu atau jutaan rupiah. Para pedagang di Pasar Buku Bekas Alun-alun, paham betul dengan nilai dari sebuah buku. Kertasnya boleh lapuk, sampulnya boleh rusak, tapi pengetahuan yang terkandung di dalamnya tak akan bisa menjadi usang. Trend selalu berputar dan dinamika kehidupan sering kali similar. Dari pengetahuan-pengetahuan di era terdahulu ini bisa dijadikan pemicu munculnya inspirasi bagi karya-karya dan pemikiran di masa kini, keunikannya bak “harta karun” yang diburu meski harus rela bergelut dengan debu. Salam Kratonpedia.

Pengunjung_leluasa_untuk_sekedar_membaca.jpg   Pengunjung leluasa untuk sekedar membaca

Novel_Silat_Legendaris_Karya_Kho_Ping_Hoo.jpg    Novel silat legendaris karya Kho Ping Hoo

Penjual_makanan_keliling__mengamankan_kebutuhan_perut_pedagang_maupun_pengunjung.jpg   Penjual makanan keliling, mengamankan kebutuhan perut pedagang maupun pengunjung 

(teks dan foto : Stefanus Ajie/Kratonpedia) 

Pin It
Maps
Photos
Recent Articles
Videos