Pesan Kedamaian dan Persaudaraan dari Gereja Ganjuran

Foto oleh : Stefanus Ajie
Pin It

Beberapa_Sudut_Gerja_juga_menggunakan_arsitektur_gaya_Belanda.jpg

Pagi itu, Perjalanan telah memasuki daerah Kecamatan Bambanglipuro, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Hamparan hijau persawahan, tumpukan jerami dan bulir-bulir padi yang dijemur oleh para petani menjadi pemandangan selama melintasi jalanan kecil di Desa Ganjuran, Bambanglipuro. Dahulu, Lipuro merupakan bagian Dari Alas Mentaok yaitu wilayah Perdikan Mangir dimana lahirlah kisah percintaan Ki Ageng Mangir dan Rara Pembayun yang diasingkan oleh Mataram. Nama Ganjuran sendiri merupakan ilham untuk lahirnya Tembang Kala Ganjur yang mempunyai pesan tentang ikatan kuat dua hati manusia dengan berlandaskan cinta.

Perjalanan telah sampai di sebuah Gereja Kecil di Desa Ganjuran, sekitar 20 km dari pusat kota Yogyakarta. Gereja tersebut adalah Gereja Hati Kudus Yesus atau lebih dikenal orang dengan nama Gereja Ganjuran sesuai nama daerah tempatnya berada. Suasana hening dan keasrian akan menyambut semua yang berkunjung kesana. Rimbunnya pepohonan memayungi bangunan-bangunan tua di Komplek Gereja tersebut. Bangunan utama gereja berbentuk Pendapa dengan tiang-tiang berhiaskan ornament khas Jawa. Bangunan Pasturan serta bagian belakang gereja bercorak arsitektur gaya Eropa. Disebelahnya terdapat sebuah bangunan candi dengan gaya Hindu dan relief "Jalan Salib" yang menceritakan rangkaian Kisah Penyaliban Yesus. Deretan pohon cemara menghiasi pelataran candi tersebut, memberikan kesejukan para pendoa yang khidmat berdoa di sana. Pagi itu adalah Hari Perayaan Jumat Agung di Hari Raya Paskah 2012. Tampak beberapa umat melakukan Ritual doa Jalan Salib baik secara pribadi atau kelompok sebagai wujud perenungan atas Kisah Penyaliban Yesus yang diperingati dalam Jumat Agung.

Gereja Ganjuran dibangun pada tahun 1924 atas prakarsa dua bersaudara keturunan Belanda, Joseph Smutzer dan Julius Smutzer serta diarsiteki oleh warga Belanda J Yh van Oyen. Selain bangunan gereja, disekitarnya didirikan juga rumah sakit, beberapa sekolah dan panti asuhan. Gereja ini merupakan bagian dari misi sosial gereja bagi warga sekitar pabrik gula Gondang Lipuro yang mencapai masa keemasan pada tahun 1918 – 1930. Pada tahun 1927, dibangunlah sebuah candi dengan sumber air suci Perwitasari dan sebuah arca Yesus di dalamnya dengan diberi gelar “Sampeyan Dalem Maha Prabu Yesus Kristus Pangeraning Bangsa “ sebagai bentuk penghormatan pada kebudayaan leluhur warga setempat.

Gereja Ganjuran banyak didatangi oleh para penziarah dari berbagai kota di luar Yogyakarta. Orang-orang yang berkunjung kesana tidak hanya berasal dari umat katolik saja, umat beragama lain juga banyak berkunjung ke tempat itu untuk menikmati ketenangan suasananya atau keunikan seni arsitekturnya. Simbol-simbol arsitektur yang gabungan dari corak Hindu, Jawa dan Eropa merupakan bentuk inkulturasi budaya yang mewakili semangat persaudaraan. Bila dilihat secara menyeluruh pada kompleks gereja tersebut yang terdiri dari bangunan rumah sakit, panti asuhan dan sekolahan, tersiratlah pesan semangat persaudaraan itu hendaknya bisa diwujudkan nyata dalam perbuatan-perbuatan baik untuk menolong sesama. Selamat Hari Raya Paskah 2012 - Salam Kratonpedia.

Bersimpuh_dalam_Doa.jpg   Bersimpuh dalam Doa

Relief_Kisah_Penyaliban_Yesus_dalam_Gaya_Ukiran_Jawa.jpg   Relief kisah penyaliban Yesus dalam karya ukiran Jawa

Ornament_Khas_Jawa_di_Pendapa_Gereja.jpg   Ornamen khas Jawa di pendapa Gereja

Ornament_di_Langit_langit_Pendapa_Gereja.jpg   Ornamen di langit-langit pendapa Gereja 

(teks dan foto : Stefanus Ajie/Kratonpedia) 

Pin It
Maps
Photos
Recent Articles
Videos