Makin Pedas Makin Menantang

Foto oleh : Wd Asmara
Pin It

Tungku_dapur_desa.jpg

Perempuan suku Jawa di desa yang sudah menikah pada jaman dulu sering mendapat sebutan sebagai “konco wingking”. Dalam bahasa Indonesia berarti teman belakang, dan maknanya bisa bermacam-macam, bisa berarti “tidak penting” atau kurang penting, yang artinya hanya dianggap sebagai pendukung suami dari belakang saja. Karena kaum perempuan dipandang lebih tepat atau bertanggung jawab dalam urusan dapur saja, dan letak dapur biasanya memang berada di bagian belakang rumah. Bagi perempuan jaman sekarang itu merupakan tamparan yang “pedas”. Itu diluar pandangan lain yang lebih “pedas” tentang perempuan, seperti macak, masak dan manak yang artinya berdandan, memasak dan melahirkan anak. Terlepas dari pandangan kuno yang “sangat pedas” dan sudah tidak pas lagi di jaman sekarang, apakah urusan dapurpun masih dipandang tidak penting, benarkah demikian? Andalah yang akan memberikan jawabannya.

Dalam kehidupan rumah tangga, bagian dapur merupakan tempat paling penting yang memberikan dukungan energi untuk hidup bagi penghuninya. Bahkan bukan saja untuk kehidupan rumah tangga, namun bagi kehidupan manusia, dapur adalah sumber logistik yang tidak bisa dipisahkan begitu saja. Apalagi banyak ungkapan yang mengisahkan bahwa makanan yang lezat akan selalu diikuti dengan cerita cinta.

Kebanyakan dapur  perempuan yang tinggal di desa masih menggunakan tungku dari tanah liat ataupun tumpukan batu, dan kayu digunakan sebagai bahan bakarnya. Sungguh membutuhkan persiapan lebih lama dalam proses memasak dibandingkan waktu memakannya. Beberapa bahan masakanpun terkadang harus dipetik dari ladang terlebih dahulu sebelum waktu makan tiba. Hal tersebut dilakukan untuk membantu mengatur keuangan keluarga, termasuk salah satu cara yang cerdas untuk menghemat uang belanja.

Fasilitas yang seadanya dan cenderung kurang praktis dalam menyiapkannya tersebut, akhirnya malah melahirkan kreatifitas dalam menu masakannya. Maka muncullah jenis masakan-masakan yang simpel namun tetap mampu menggugah selera. Segar dan pedas, begitulah padanan resep jitu yang tercipta dari kreasi atas keterbatasan. Menu dari dapur desa tersebut ternyata memang mempunyai kandungan gizi yang luar biasa, disamping kelezatan rasa tentunya.

Pilihan bahan masakan yang didominasi sayuran hijau dan pengolahan yang sederhana inipun juga terbukti mengandung banyak sekali manfaat yang menyehatkan tubuh dan tetap mengundang selera. Contoh saja zat hijau daun atau klorofil yang terdapat dalam sayur mayur yang diolah menjadi urap, trancam hingga rujak misalnya, zat tersebut bermanfaat menyediakan oksigen yang cukup untuk sel-sel dan jaringan tubuh manusia. Kemudian bisa membantu tubuh untuk membuang jaringan yang rusak bersama racun dan bakteri keluar dari tubuh, serta memberikan asupan protein untuk otak serta menghasilkan sel-sel darah merah sebagai energi untuk beraktifitas. Sungguh karya luar biasa yang lahir dari seorang perempuan dengan sebutan “konco wingking” tersebut.  

Untuk memastikan seberapa pentingkah urusan dapur ini bagi kita, atau benarkah dapur  bisa menumbuhkan rasa cinta seperti ungkapan dalam cerita lama. Berikut karya para perempuan dari dapur desa yang disajikan dengan cara lebih mudah oleh Kratonpedia untuk perempuan Indonesia dengan rasa pedas yang sebenarnya.

Urap.jpg   Urap 

Urap. Bahan:  kacang panjang, wortel, tauge atau kecambah kacang hijau, dimasak dengan cara direbus selama tiga menit kemudian tiriskan. Lalu campur dengan bumbu urap, dibuat dari kelapa muda parut yang dicampur dengan sambel bawang (cabe rawit merah dihaluskan dengan bawang putih dan garam gula secukupnya), setelah parutan kelapa dicampur sambel bawang, kemudian masukkan dalam kantong plastik lalu kukus selama lima belas menit. Setelah bumbu matang, campur dengan sayuran dan hidangkan.

trancam.jpg Trancam 

Trancam.  Bahan:  kubis atau kol, tauge, ketimun, daun kemangi, iris tipis atau cincang semua bahan sayuran kemudian sajikan mentah dengan dicampur  bumbu urap seperti yang sudah dijelaskan diatas.

Sambel_tempe.jpg   Sambel tempe 

Sambel tempe.  Bahan:  tempe yang sudah digoreng, kemudian diuleg atau dihaluskan secara kasar dengan sambel bawang (cabe rawit merah dihaluskan dengan bawang putih dan garam serta gula secukupnya)

Lalap.jpg   Lalapan 

Sambel_trasi.jpg   Sambal trasi 

Lalapan dan sambal trasi.  Bahan:  daun selada, ketimun, daun kemangi, tomat, kacang panjang potong sesuai selera. Buat sambal trasi dengan bahan: Cabe merah besar, cabe rawit merah, trasi sesuai selera, bawang merah, bawang putih lalu goreng dengan minyak panas selama dua menit. Kemudian haluskan dengan tambahan sedikit garam dan gula, lalapan sambal trasi siap disantap.

Brambang_asem.jpg   Brambang asem 

Brambang asem.  Bahan:  daun ketela rambat atau bisa diganti dengan daun kangkung, rebus selama dua menit dalam air mendidih lalu tiriskan. Tambahkan sambal dari gula merah yang dihaluskan dengan cabe rawit merah, bawang putih, bawang merah dan garam serta asam jawa.

Rujak.jpg   Rujak bebeuk 

Rujak bebeuk.  Bahan:  ketimun, bengkoang, nanas, mangga muda, kedondong lalu parut dengan parut kasar atau ditumbuk. Kemudian buat sambal untuk campurannya dengan bahan gula merah, cabe rawit merah, garam sedikit lalu dihaluskan hingga gula leleh. Aduk semua bahan jadi satu dan tambahkan es batu, siap disantap sebagai hidangan penutup.

Karya pedas dari dapur kaum perempuan sejak jaman dahulu kala siap untuk anda coba, dan apakah dapur yang identik dengan kaum perempuan menjadi bagian tidak penting dalam kehidupan rumah tangga?. Anda bebas menjawabnya. Salam Kratonpedia.

(teks dan foto : Wd Asmara/Kratonpedia) 

Pin It
Maps
Photos
Recent Articles
Videos