Geliat Garut

Wiwik Mahdayani
Artikel oleh : Wiwik Mahdayani
Foto oleh : Wiwik Mahdayani
Pin It

Kalau mendengar kata Garut, apa yang terbayang di mata ? sudah pasti dodol dan bulan madu tanpa televisi di Kampung Sampireun. Ah…sebenarnya ini sok tahunya saya aja.

Zaman saya masih kecil di Kota Medan (sekitar tahun 80-an sampai awal 90-an), orang-orang yang baru pulang dari Jakarta pasti menenteng dodol garut Picnic (bukan promosi yaaa…). Saat itu traveling masih mahal dan oleh-oleh juga masih belum lazim. Kalau menjemput ayah atau ibu saya pulang dari Jakarta, saya melihat banyak orang di bandara menenteng dodol kotak pink bergambar buah-buahan (salah satunya durian) dengan bangganya. Sampai sekarang saya tak pernah mengerti kenapa dodol garut Picnic yang menjadi oleh-oleh utama kalau orang-orang pulang dari Jakarta. Mungkin oleh-oleh yang dijual di bandara Jakarta hanya dodol garut bermerk tersebut.

Akomodasi_Khas_Garut.jpg Akomodasi Khas Garut 

Ternyata, Garut tak sekedar dodol Picnic. Kota ini tengah menggeliat dengan kreativitas yang sesungguhnya tanpa henti. Setidaknya itu kesan yang saya dapat saat mengunjungi Garut.

Berjarak relatif dekat dari Jakarta, Garut bisa ditempuh selama kurang lebih 3 jam berkendara mobil. Dengan akses yang cukup baik. Garut dianugerahi cuaca yang adem ayem bikin hati tentrem, resort-resort dengan pemandangan ke arah gunung dengan kolam-kolam ikan berbunga teratai, serta dipenuhi pemandian air panas cocok sebagai liburan akhir pekan untuk keluarga.

Kota Garut sendiri dari segi penampilan tak jauh beda dari kota-kota lain di Indonesia. Melihat kota ini, saya teringat wilayah jalan Siliwangi di Kota Bogor. Banyak jajaran toko-toko dengan tampilan agak tua. Berdesakan berselang-seling dengan rumah-rumah penduduk. Pusat keramaian di kota ini terfokus di sekitar alun-alun. Kalau malam minggu, pasangan ABG pacaran di atas motor berjejer memenuhi jalan membuat suasana makin ramai.

Ada banyak dagangan dan jajanan yang buka di malam hari membantu membuat suasana sekitar terang benderang. Beberapa ruas jalan tampak gelap gulita. Minim penerangan. Jajaran delman menunggu penumpang datang. Sebagian memenuhi ruas jalan.

Buat saya, keberadaan toko-toko souvenir di Kota Garut cukup menggugah selera belanja terutama turis dari Jakarta. Toko-toko menjual tas, jaket, dompet berbahan kulit dengan kualitas cukup oke sampai toko dodol dan makanan ringan lainnya.

Saya menemukan toko Cocodot. Langsung jatuh hati ketika masuk ke toko ini. Toko ini yang membuat saya berpikir betapa Kota Garut sebenarnya menyimpan kreativitas unik warganya. Di sini coklat dodol dengan aneka rasa buah dikemas cantik. Beberapa coklat dodol dikemas dengan kotak dari bahan tikar yang menurut saya Indonesia banget. Di beberapa kotak coklatnya bahkan bergambar situs bersejarah Babancong di Kota Garut dan menampilkan kebudayaan Jawa Barat dengan keterangan gambar. Walau sebenarnya bukan pertama kali saya menemukan coklat seperti ini. di Jogja, Coklat Monggo juga oleh-oleh yang mempunyai tampilan “sangat Jawa”. Cocodot diinisiatif oleh orang asli Indonesia asal Garut. Penggila belanja dijamin langsung kalap saat masuk toko ini. Segala jenis coklat dodol, coklat beneran aneka rasa sampai kaos dan minuman sarsaparilla pun bisa diembat.  

Garut_Kota_Coklat_dan_Dodol.jpg Garut Kota Coklat dan Dodol 

Silahkan_Dipilih_Mana_Coklat_Yang_Disuka.jpg Silahkan dipilih mana Coklat yang disuka 

Lain Cocodot lain pula Cocodol. Merk dari Picnic yang sudah terkenal hingga ke Sumatera  ini juga membuat coklat dalam kemasan yang kurang lebih sama dengan Cocodot. Di sini tak hanya dodol aneka rasa dan coklat yang dijual, tapi juga makanan ringan. Hati-hati buat yang suka ngemil, di sini juga bisa kalap memborong makanan ringan aneka rasa dan rupa dengan harga cukup terjangkau.

Jalan di kota Garut juga cukup menyenangkan. Walaupun saat akhir pekan banyak mobil dari Jakarta, tapi cuaca yang adem, masih banyak sawah, dan pemandangan ala kampung di beberapa tempat membuat hari-hari di kota besar yang penuh polusi tergantikan dengan udara dan pemandangan segar di kota ini.

Jadi, kamu bingung mau ke mana akhir pekan nanti ? Cobain ke Kota Garut. Rasakan geliat kreativitas kota ini!.        

Yang Asik menurut saya:

Tahu isi “Jeletot” yang super puedassss. Ga perlu makan dengan cabe rawit, isinya yang berbumbu dengan cabe membuat perut harus bersiap sedia menghadapi pedesnya yang menghilangkan kantuk. Enak dimakan saat panas. Tapi saya ga jamin kalau kamu kepedasan ya!.

Cobain minuman sarsaparilla di toko Cocodot. Kalau yang senang dengan sarsaparilla depan mesjid Agung di Kota Jogja, bakalan senang juga dengan sarsaparilla ini. Apalagi botolnya cantik dan lucu. Satu botol bisa dapat dua gelas ukuran sedang. Kalau saya sih minum sebotol untuk seorang diri.

Menu_Makan_Siang_dengan_Sambal_bisa_Jadi_Pilihan.jpg Menu makan siang dengan sambal bisa jadi pilihan

Makan siang di Cibiuk. Rasanya restaurant ini sudah diketahui sejuta umat. Aneka sambalnya yang nampol bikin makan pengen nambah terusss….(*Alesan, padahal porsi makannya emang banyak).

Nginep di “Kampung Sumber Alam”. Dari semua akomodasi berkolam teratai dan menjual pemandangan gunung, saya paling seneng  tempat ini karena paling tenang dan paling adem. Lahannya luas dengan kolam renang air panas. Kalau sore sehabis berenang, bisa makan bakso yang dijual di  gerobak dorong dan minum bajigur panas yang uenak tenan dari pikulan. Tiap sore dua pedagang yang memang disediakan pihak hotel ini berkeliling bahkan bisa di pesan untuk mampir ke depan kamar. Siang-siang kita juga bisa mancing di kolam-kolam yang berada di sektar kamar kita. Hasil pancingan boleh di bawa pulang.

Yang_Berani_Boleh_Mencoba_Ini__.jpg  Yang berani boleh mencoba ini 

(Teks & Foto : Wiwik Mahdayani)

Pin It
Maps
Photos
Recent Articles
Videos