Manis Gurih Pesta Jenang Gratis

Foto oleh : Stefanus Ajie
Pin It

Jenang_Abang_Putih.jpg

Jenang adalah makanan khas kota Solo yang mempunyai bahan dasar utama berupa tepung beras. Bahan-bahan lain yang biasa digunakan untuk membuat Jenang  adalah, sagu, ketela, tepung tapioka, dan tepung ketan. Jenang atau bisa disebut juga bubur,  mempunyai  berbagai macam cita rasa sesuai dengan selera pembuatnya, tapi selalu tak jauh dari cita rasa khas kuliner Kota Solo yang identik dengan rasa manis dan gurih. Berbagai macam cita rasa itu muncul dari aneka dressing-nya yang biasa diberikan sebagai pelengkap sajian jenang, seperti  santan kelapa dan gula merah cair, atau bisa juga dari toping-nya, seperti  pisang, jagung, ketela, ketan hitam dan aneka bahan lainnya. Jenang disajikan dalam wadah pincuk dan memakannya dengan menggunakan suru, yang keduanya berasal dari daun pohong pisang yang dibentuk agar bisa berfungsi sebagai mangkuk serta sendoknya.

Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa Tengah, jenang biasa dikonsumsi sebagai menu sarapan. Kandungan karbohidrat, gula dan protein di dalamnya, cukup sebagai sumber energi untuk memulai aktivitas. Walau sedikit sudah langka, penjual  Jenang akan lebih mudah ditemukan di pagi hari. Teksturnya yang lembut membuat jenang bisa dikonsumsi siapa saja, tidak perlu mengunyah lagi ketika memakannya, menjadikan jenang sebagai makanan favorit yang sering di konsumsi oleh anak-anak, atau menu untuk orang yang sedang sakit.

Selain sebagai bagian dari kekayaan khasanah kuliner khas masyarakat Jawa, jenang juga mempunyai peran penting dalam ritual-ritual tradisi yang ada di tengah masyarakat. Jenang sering dijadikan simbol, untuk membawakan pesan-pesan moral dibalik segala ritual-ritual tradisi tersebut, agar lebih mudah dipahami. Jenang yang bisa dikatakan selalu hadir disetiap ritual tradisi masyarakat jawa adalah “Jenang Abang-Putih”. Jenang ini mempunyai dua warna, yang satu berwarna putih dengan rasa original dan yang lain berwarna merah yang dihasilkan dari tambahan gula merah. Jenang ini melambangkan menyatunya dua unsur yang saling bertolak belakang, namun bisa menghasilkan kekuatan guna memperoleh keselamatan. Arti simbolis inilah yang diharapkan akan menyertai berjalanannya setiap upacara adat yang akan dilangsungkan. Jenang Abang Putih hadir sebagai bagian dari sesaji saat diadakan upacara-upacara seperti, pernikahan, pindahan rumah, ganti nama, dan ulang tahun.

Dalam ulang tahunnya yang ke 267, Kota Solo juga menghadirkan Jenang Abang Putih sebagai simbol sentral dalam perayaannya.  Selain Jenang Abang Putih, dihadirkan juga aneka macam Jenang  lainnya seperti, Jenang Grendul, Jenang Ketan Ireng, Jenang Sungsum, Jenang Garut, Jenang Mutiara, dll.  Semua kelezatan tadi terangkum dalam sebuah acara yang bertajuk "Festival Jenang Solo".  Acara yang digelar pada hari Jumat , 17 Februari 2012 ini, mendapat atensi luar biasa dari masyarakat, mereka dari pagi telah berdatangan memadati wilayah Ngarsopura.  Puluhan stand  peserta yang terdiri dari para ibu-ibu PKK, organisasi profesi, sekolah-sekolah kejuruan, dan  beberapa perusahaan perhotelan, menyajikan jenang yang akan dibagikan gratis kepada para pengunjung. Semua penyaji Jenang memakai  pakaian tradisional seperti lurik atau kebaya. Jenangnya pun juga disajikan secara tradisional, yaitu memakai  wadah kendil (kuali tanah liat), dan dimakan di atas pincuk menggunakan sendok suru yang terbuat dari daun pisang.  Acara yang dibuka langsung oleh Walikota Surakarta, Joko Widodo dan wakilnya, FX Hadi Rudyatmo ini juga menyajikan berbagai hiburan seni tradisional  untuk makin memeriahkan suasana.

Para pengunjung Festival Jenang Solo, sangat beruntung bisa dengan mudah menemukan aneka jenis Jenang dalam satu waktu dan satu tempat.  Pada hari-hari biasa, Jenang sudah termasuk makanan yang  cukup langka.  Dengan digelarnya acara tersebut, diharapkan agar bisa makin memeperkenalkan jenang kepada khalayak umum, baik sebagai  bagian dari kekayaan kuliner kota Solo maupun sebagai bagian dari ritual upacara adat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa. 

Bila mengunjungi kota Solo dan hendak mencicipi lezatnya sarapan jenang, hendaknya dilakukan saat hari masih pagi-pagi sekali, biasanya penjual jenang hanya berada di sekitar pasar-pasar tradisonal saja. Salam Kratonpedia.

Festival_Jenang_Solo_di_buka_oleh_Walikota_dan_Wakil_Walikota_Surakarta.jpg Festival Jenang Solo di buka oleh Walikota dan Wakil Walikota Surakarta

Duet_antara_Orkes_Musik_Bambu_featuring_Prajurit_Kraton.jpg   Duet antara Orkes Musik Bambu featuring Prajurit Kraton meramaikan acara Festival Jenang

Suasana_Keramaian_di_Ngarsopura.jpg Suasana Keramaian di Ngarsopura 

Meracik_Jenang_Lenjongan_atau_Jenang_Aneka_Rasa..jpg   Meracik Jenang Lenjongan atau Jenang Aneka Rasa.

Beraneka_Jenis_Jenang_yang_akan_dibagikan_kepada_Pengunjung.jpg Beraneka jenis jenang yang akan dibagikan kepada pengunjung

Jenang_Grendul_dangan_Santa_Kelapa_sebagai_pelengkapnya.jpg   Jenang grendul dangan santan kelapa sebagai pelengkapnya

Jenang_Mutiara.jpg   Jenang mutiara

Asyiknya_Menikmati_Jenang.jpg Asyiknya menikmati jenang gratis di pagi hari

Jenang_selalu_jadi_makanan_favoritnya_anak_anak.jpg   Jenang jadi makanan favorit bagi anak-anak

Menikmati_Jenang.jpg   Ibu-ibu yang datang ke acara tak mau kalah menikmati jenang dengan aneka pilihan

Jenang_Abang_Putih_untuk_puncak_acara_ulang_tahun_Solo.jpg   Jenang Abang-Putih disajikan sebagai simbolisasi puncak acara ulang tahun Solo 

(teks dan foto : Stefanus Ajie/Kratonpedia)

Pin It
Maps
Photos
Recent Articles
Videos