Wayang : Bertutur dalam Indahnya Simbol

Foto oleh : Stefanus Ajie
Pin It

Bercerita_Lewat_bayangan___Wayang_Kulit.jpg 

Wayang adalah bentuk kesenian yang sudah berumur sangat tua. Diperkirakan wayang masuk ke Nusantara bersama koloni-koloni pertama penduduk Nusantara yang berasal dari India dan Cina di tahun-tahun awal abad Masehi. Tulisan tertua tentang keberadaan wayang di Nusantara tertera dalam Prasasti Raja Balitung sekitar tahun 907 yang berisi tentang sebuah pementasan wayang sebagai bentuk ritual bagi para dewa dengan mengambil kisah Bhimaya Kumara. Pementasan wayang juga ditemukan dalam sebuah Kakawin Arjunawiwaha karya Empu Kanwa, pada jaman Raja Airlangga di abad ke-11. Kisah Ramayana dan Mahabharata sendiri sudah muncul di India, jauh sebelum era tersebut. Dari sisi pementasannya, pada pemerintahan Kaizar Wu Ti sekitar tahun 140 sebelum Masehi, sudah ada pertunjukan bayang-bayang semacam wayang. Pertunjukan semacam itu dikenal dengan nama Wa-yaah dalam dialek Hokian atau Wo-yong dalam dialek Kanton. 

Gunungan__Blencong__Wayang__Dalang__Kelir_adalah_simbol_simbol_dari_unsur_alam_semesta.jpg   Gunungan, Blencong, Wayang, Dalang, Kelir adalah simbol-simbol dari unsur alam semesta 

Setelah koloni awal penghuni Nusantara menetap dan melahirkan masyarakat baru, demikian juga seni pewayangan tumbuh dan berkembang menjadi seni tradisi dengan balutan budaya dan nilai-nilai kelokalannya. Pada perkembanganya, wayang semakin berkembang baik secara ragam dan bentuknya sehingga dapat dikatakan bila disetiap daerah mempunyai wayang dengan ciri khas tersendiri.  Wayang-wayang dengan simbolisasi tokoh berbentuk pipih dengan ukiran tatah sungging banyak terdapat di daerah Jawa Tengah,  Jawa Timur sampai Bali. Wayang dengan tokoh berbentuk boneka (golek) banyak terdapat di pesisir Jawa tengah dan teruatamanya di Jawa Barat.  Ada wayang yang kisahnya dimuat dalam satu bentang lukisan, yaitu Wayang Beber dari Pacitan Jawa  Timur. Wayang juga bisa dikisahkan dengan lakon yang diperankan oleh manusia seperti  Wayang Orang atau Wayang Jemblung khas Banyumas yang bahkan tidak memakai gamelan dan kostum wayang dalam pementasannya. Pada era sekarang ini,  banyak bermunculan juga wayang-wayang kontemporer seperti Wayang Hip Hop, Wayang Kampung Sebelah, Wayang Onthel dan Wayang Suket, dengan kreatifitas pementasannya masing-masing.

Gamelan___Nada_nada_indah_pengiring_kisah.jpg   Gamelan - Nada-nada indah pengiring kisah

Wayang adalah seni teater rakyat yang bertutur dengan bahasa simbol. Dari setiap unsur dalam pertunjukan wayang, selalu ada simbol-simbol tentang petuah dan ajaran-ajaran kebaikan. Tembang macapat yang dipakai mengiringi pentas wayang, merupakan rangkaian petuah hidup yang menggambarkan siklus kehidupan manusia dari Tembang Mijil yang artinya lahir, sampai Tembang Megatruh yang berarti berpisahnya raga dengan roh kehidupan dan diakhiri dengan Tembang Pocung yaitu ketika jasad mulai dikafani. Unsur panggung pementasan wayang juga mempunyai  simbol-simbol fisolofi hidup. Blencong atau lampau pertunjukan menggambarkan terang dan kehidupan dunia, cempala dan kepyak menggambarkan gerak hidup yang ditandai detak jantung dan peredaran darah, kelir menggambarkan dunia dan wayang adalah representasi sifat  dari berbagai jenis manusia di dunia.

Warna_muka_menyiratkan_karakter_tokohnya___Wayang_Golek_Tegal.jpg   Warna muka menyiratkan karakter tokohnya - Wayang Golek Tegal

Banyak nilai filosofis yang termuat dalam kisah-kisah pewayangan. Selain cerita panji dan babad, sebagian besar kisah pewayangan menampilkan cerita dari epos Ramayana dan Mahabharata. Dalam dua kisah tersebut, petuah tentang bagaimana kebaikan yang mengatasi keburukan bisa terlihat jelas. Walaupun dalam hal ini baik dan buruk bukanlah semacam kontras hitam dan putih yang sangat tegas. Dalam dunia pakeliran juga banyak dimensi abu-abu dalam menyikapi sebuah permasalah hidup, dimana pihak yang jahat kadang tidak sepenuhnya selalu jahat dan pihak yang baik kadang tidak juga benar-benar suci.  Seperti Durmogati dari pihak Kurawa yang selalu menjadi oposisi dari kelicikan Sengkuni atau  Adipati Karno yang tahu bahwa dia merupakan anak dari Kunthi ibu para Pendawa, tapi tetap memihak Kurawa sebagai perwujudan jiwa patriotismenya. Di sisi  Pendawa, walaupun mereka dikenal sebagai ksatria nan berbudi luhur, kadang merekapun tak lepas dari noda hidup seperti ketika Yudhistira yang begitu bijaksana namun begitu bernafsu berjudi dadu hingga mempertaruhkan kehormatan Drupadi. Ada juga Werkudara yang tidak menepati janjinya untuk menikahi Arimbi yang telah membebaskan dari cengkraman Alas Wonomarto, dengan alasan Arimbi wanita yang berbentuk Raksasa. Dunia pewayangan mengajarkan bahwa baik atau buruk bukanlah sekedar mengikuti takdir namun perjuangan yang membutuhkan konsitensi.  Sebuah nilai filosofi bahwa baik dan buruk dalam kehidupan manusia bukanlah hanya sebatas stigma dan memperlihatkan bahwa memang segala sesuatu tidak ada yang sempurna.

Wayang_Golek_Tegal__berkisah_tentang_cerita_Babad_Menak_dan_Panji.jpg   Wayang Golek Tegal, berkisah tentang cerita Babad Menak dan Panji 

Wayang hadir di tengah masyarakat sebagai bagian yang tak terpisahkan dari gerak budaya masyarakatnya. Kesenian Wayang menjadi sebuah seni yang luhur dalam perannya sebagai tontonan sekaligus tuntunan. Dalam setiap pementasannya, wayang idealnya bisa menyajikan kedua hal itu secara bersamaan. Jika salah satu dari dua unsur tersebut tidak tersampaikan, maka seolah wayang akan kehilangan hakikatnya.  Hal ini merupakan hasil kepekaan rasa dari para nenek moyang terdahulu, yang sadar bahwa nasihat tentang kebaikan hidup akan lebih terserap dihati bila disajikan secara halus penuh keselarasan, melalui hiburan, melalui tetembangan, melalui sanepan atau bahasa simbol, bukan melalui doktrinasi keras dan paksaan. Salam Kratonpedia.

Wayang_dalam_kreasi_baru___Wayang_Kampung_Sebelah.jpg   Wayang dalam kreasi baru - Wayang Kampung Sebelah

Wayang_Hip_Hop__bertutur_melalui_Musik_Hip_hop_dan_Rap.jpg   Wayang Hip Hop, bertutur melalui Musik Hip-hop dan Rap

Munthiet__para_penyampai_kisah_melalui_dialog_dan_tetembangan.jpg   Munthiet, para penyampai kisah melalui dialog dan tetembangan

Teater_Rakyat_Khas_Banyumas___Wayang_Jemblung.jpg   Teater rakyat khas Banyumas - Wayang Jemblung

(teks dan foto : Stefanus Ajie/Kratonpedia)

Pin It
Maps
Photos
Recent Articles
Videos