Masjid Darussalam, Benteng Kecil Yang Rupawan

Foto oleh : Wd Asmara
Pin It

darusalam2_1.jpg 

Pintu gerbang kampung Jayengan Kidul terkesan sama saja dengan model gapura gang perkampungan lainnya di kota Solo. Tampak sebuah pagar besi yang dicat hijau namun sudah agak kusam dan berkarat. Di kampung inilah dulu pada awal tahun 1900an datang serombongan pedagang permata asal Martapura Kalimantan Selatan. Di kampung Jayengan yang masih masuk wilayah Kecamatan Serengan daerah Solo bagian Selatan inilah mereka berkumpul dan membuat persinggahan.

Pada awalnya para pedagang permata ini biasa berkumpul di daerah ini yang memang jaraknya tidak begitu jauh dari daerah alun-alun utara Kraton Kasunanan. Pada perkembangannya, tempat persinggahan tersebut akhirnya didirikan sebuah Mushola yang selain untuk bersembahyang, mereka  fungsikan sebagai tempat berkumpul dan beristirahat.

Mushola tersebut kemudian mengalami beberapa kali renovasi, dan menjadi Masjid Darussalam. Bangunan Masjid ini mirip dengan bangunan-bangunan dengan gaya arsitektur kuno Belanda, yang apabila tanpa kubah akan terlihat seperti rumah Tuan dan Nyonya pada jaman pemerintahan Hindia Belanda dahulu kala.

Pagar Masjid dibangun dengan menggunakan kombinasi roster desain jaman dulu, batu putih serta rangkaian besi dengan  bentuk sederhana. Dari depan bangunan ini selain terlihat seperti bangunan rumah, kalau diperhatikan lagi pada bagian atas terlihat sangat unik menyerupai  bentuk  bangunan beteng berukuran mini.

Untuk mengakses pintu masuk Masjid Darussalam, jamaah harus memasuki gapura kampung Jayengan Kidul dan masuk sekitar 15 meter pada sisi sebelah kanan gang terdapat pintu masuk Masjid yang cukup lebar untuk akses ke area parkir motor di dalamnya. Di dalam area Masjid ini juga terdapat sekolah SD dan SMP Islam Darussalam.

Masjid ini mempunyai kapasitas tampung yang ideal kurang lebih sekitar untuk 200an jemaah, dan seperti Masjid pada umumnya, ruangan dalam Masjid terasa sejuk dengan beberapa lubang angin yang bentuknya unik dan sederhana. Masjid ini terletak di jalan Gatot Subroto yang berjarak kurang lebih sekitar 50 meter dari pasar Singosaren atau yang sekarang menjadi Plasa Singosaren.

Daerah Jayengan Kidul ini selain dekat dengan pusat bisnis Singosaren, juga persis terletak di belakang daerah Coyudan, sebuah komplek pertokoan lama di kota Solo yang banyak terdapat toko perhiasan serta sentra belanja tekstil. Jadi bisa dimaklumi keberadaan para leluhur Jarwo alias Banjar Jowo ini  dulunya memang membangun komunitas untuk tinggal tidak jauh dari pusat dagang di kala itu.

Dan sekarang Masjid Darussalam merupakan Masjid kuno yang patut dipertahankan keberadaannya, karena merupakan bagian dari sejarah penting pertumbuhan pusat dagang di wilayah Serengan kota Solo. Meski daerah sekitar Masjid Darussalam akan terus bersolek untuk menarik perhatian para penikmat wisata belanja, namun daya tarik akan kisahnya harus mampu membuat Masjid ini bertahan menjadi benteng kecil yang rupawan bagi masyarakat Jayengan dan Solo Raya. Salam KratonPedia.

darusalam3_1.jpg 

darusalam4_1.jpg 

darusalam5_1.jpg 

darusalam6_1.jpg 

darusalam7_1.jpg 

jayengantimur2_1.jpg 

(teks dan foto : Wd Asmara/KratonPedia)

Pin It
Maps
Photos
Recent Articles
Videos