Masjid Nan Merah Di Kampung Gerabah

Foto oleh : Wd Asmara
Pin It

panjunan2_1.jpg 

Menyusuri kota Cirebon membuat kita terbawa pada suasana romantisme masa lalu kota tua yang mempesona dengan gaya arsitekturnya. Salah satu pesona yang patut dilirik adalah Kampung Panjunan, penghasil kerajinan jun atau gerabah ini dulunya berdasarkan cerita sejarah Cirebon didirikan oleh Maulana Abdul Rahman. Seorang pemimpin dari kelompok pendatang dari Baghdad yang juga dikenal dengan sebutan Pangeran Panjunan.

Pangeran Panjunan adalah salah satu murid dari Sunan Gunung Jati, datang dari Baghdad untuk berguru ajaran Islam kepada Sunan Gunung Jati dan kemudian mencari tempat untuk menetap bersama keluarganya di lokasi yang dekat dengan Kraton. Dan untuk menghidupi keluarganya, Sang Pangeran membuka usaha kerajinan gerabah di kampung yang ditempatinya, dan hingga sekarang konon keturunannya menyebar di kampung yang sekarang dikenal dengan nama kampung Panjunan. Bagi masyarakat Cirebon kampung Panjunan juga sering disebut  kampung Arab, karena memang hampir sebagian besar yang tinggal di kampung ini adalah warga keturunan Arab.

Dan di kampung inilah akhirnya sang Pangeran dari Baghdad ini membangun sebuah Masjid pada tahun 1453. Masjid tersebut dibangun dengan gaya arsitektur campuran antara gaya Hindu, Cina, Arab dan Jawa. Dominasi warna merah dari batu bata yang digunakan dalam membangun Masjid ini menjadikannya populer dengan nama Masjid Merah Panjunan.

Masjid Merah Panjunan ini berumur lebih tua dari Masjid Demak, Masjid Menara Kudus dan Masjid Sang Cipta Rasa. Sebelum dikenal dengan nama Masjid Merah Panjunan, dulunya Masjid ini bernama Al Athyang yang berarti dikasihi. Pengaruh penggunaan material bata merah yang dominan terutama pada bangunan pagarnya ini lebih menyerupai bangunan candi atau Pura yang umum digunakan pada masa permulaan Islam masuk.

Sampai saat inipun kampung Panjunan masih terlihat seperti kampung tempo dulu dengan bangunan-bangunan gaya arsitektur lama dengan jalanan yang tidak terlalu luas dan sangat tenang. Pada beberapa sudut kampungpun masih bisa ditemui kios tua yang memajang dagangan gerabah, tapi menurut warga setempat keberadaannya tidak seramai dulu karena kalah bersaing dengan produk plastik yang harganya lebih murah. Kenyataan itulah yang perlahan membuat kehidupan perdagangan gerabah dan keberadaan pengrajinnya mulai meredup. Tapi kejayaan kampung Panjunan tidak pernah hilang dengan keberadaan Masjid nan merah di kampung gerabah. Salam KratonPedia.

panjunan3_1.jpg  

panjunan4_1.jpg 

panjunan6_1.jpg 

panjunan5_1.jpg 

panjunan7_1.jpg 

(teks dan foto : Wd Asmara/KratonPedia)

Pin It
Maps
Photos
Recent Articles
Videos