Sate Kerbau, Kuliner Khas Dari Kudus

Foto oleh : Aan Prihandaya
Pin It

1_1.jpg

Kota Kudus tidak hanya dikenal karena Masjid Menara atau sebagai daerah industri saja. Namun kabupaten terkecil di Jawa Tengah ini juga memiliki beragam kuliner unik dan menarik. Bahkan oleh pemerintah daerah setempat disediakan sebuah kawasan kuliner yang bernama Taman Bojana, yang terletak di sudut alun-alun Simpang Tujuh. Bagi pecinta kuliner unik, jalan-jalan ke Kudus tidak lengkap rasanya bila belum mencicipi sate kerbau. Makanan yang menarik perhatian, karena lazimnya sate yang dikenal kebanyakan orang adalah sate ayam, sate kambing atau sate daging sapi.

Ada cerita yang mengawali kenapa di Kudus banyak dijual sate kerbau. Konon, pada jaman dahulu masyarakat di sekitar Kudus banyak menganut agama Hindu, dan sapi menjadi hewan yang keramat bagi penganut agama tersebut. Ketika agama Islam masuk dan disebarkan oleh Sunan Kudus, untuk menghormati pemeluk agama Hindu beliau melarang penyembelihan sapi saat idul qurban dan menggantinya dengan daging kerbau. Satu bentuk toleransi dalam kehidupan bermasyarakat yang tinggi pada waktu itu. Dan sejak saat itu olahan dari daging kerbau mulai memasyarakat, termasuk salah satunya sate kerbau ini.

Sate kerbau rasanya tak kalah dengan sate dari daging sapi, hanya seratnya sedikit lebih besar. Cara memotong daging kerbau pun harus melawan arah serat agar tidak alot. Cara mengolah sate kerbau juga tidak seperti lazimnya mengolah sate kebanyakan. Bila pada umumnya sate diolah dari daging mentah yang langsung dibumbui sambil dibakar, tapi kalau sate kerbau dagingnya dicincang terlebih dahulu. Sebelum dibakar, potongan daging kerbau dimemarkan dengan cara dipukul-pukul, kemudian dibumbui dan dimasak terlebih dahulu, persis seperti membuat dendeng. Setelah itu daging olahan tadi dibalutkan ke batang  tusuk satenya, baru kemudian dibakar. Proses membakarnyapun tidak terlalu lama agar dagingnya tidak menjadi keras.

Karena sudah dibumbui terlebih dahulu, rasa manis rempah-rempahnya lebih terasa. Ditambah lagi dengan saus sate yang juga unik. Bentuknya seperti saus kacang pada sate ayam, namun lebih encer. Saus ini dibuat dari campuran kacang tanah, serundeng, bawang merah, bawang putih dan kentang yang dihaluskan.  Saus bumbu ini ditempatkan dalam baskom besar. Disediakan sendok besar untuk mengambil dan menuang saus ke dalam piring. Namun biasanya sebelum dimakan satenya langsung dicelupkan ke dalam baskom tersebut. Bagi yang suka pedas, disiapkan cabe rawit rebus di dalam mangkok di atas meja. Cabainya masih utuh sehingga mau dilumatkan terlebih dahulu atau langsung digigit tergantung selera masing-masing penikmatnya. Saat sate kerbau disantap, yang terasa adalah tekstur daging yang empuk, bumbu yang gurih manis meresap, dan menurut ahli gizi kandungan kolesterolnyapun rendah.

Sate kerbau menjadi makanan yang umum dan dijual tersebar di berbagai tempat di daerah Kudus. Rata-rata per porsi dijual seharga Rp 15.000 hingga Rp 20.000,-. Menurut pendapat dari beberapa masyarakat di kota Kudus, ada dua tempat yang terkenal menjual sate kerbau enak, yaitu di jalan Agus Salim dan di jalan Tanjung. Namun bukankah enak dan tidak enak itu relatif? Salam Kratonpedia.

2.jpgdaging kerbau yang sudah dicincang dan dibumbui siap dibakar

3.jpg aroma bakaran sate membangkitkan selera makan

4.jpg  membakar sate kerbau jangan terlalu lama karena membuat daging menjadi keras

5.jpgkesibukan di dapur

6.jpg   sate yang telah dibakar siap dihidangkan

7.jpg   saus bumbu sate diletakkan terpisah. satenya langsung dicelupkan ke saus bumbu tersebut

8.jpg menikmati sate kerbau di pagi hari

(teks dan foto : Aan Prihandaya/Kratonpedia)



Pin It
Maps
Photos
Recent Articles
Videos