Candi Prambanan terletak di jalan raya Yogya-Solo Km 16 dan merupakan candi Hindu termegah dan terbesar di Indonesia sekaligus se-Asia Tenggara. Candi Hindu yang dibangun pada masa Wangsa Sanjaya pada sekitar tahun 850 Masehi ini sekarang lebih terkenal sebagai taman wisata yang dikunjungi turis lokal dan mancanegara.
Sebagai taman wisata, candi Prambanan selalu dikaitkan oleh beberapa pengunjung lokal dengan legenda Bandung Bondowoso dan Rara Jonggrang. Namun selain legenda dan kemegahan candi yang terdiri dari tiga candi utama, yaitu candi Wisnu, candi Brahma, dan candi Siwa, taman wisata ini mempunyai sebuah panggung teater besar yang juga megah dengan latar belakang bangunan candi Prambanan.
Panggung megah tersebut dipergunakan untuk pertunjukan Sendratari Ramayana, atau wisatawan asing mengenalnya dengan nama Ramayana Ballet. Dengan ketinggian 1,8 m dari permukaan tanah, panjang 50 m dan lebar 16 m, dan tempat duduk penonton berupa tribun di depan dan samping kiri kanan panggung, pertunjukan hanya ideal bila dilihat dari arah depan. Panggung yang di bangun permanen dengan material batuan hitam serta dilengkapi dengan tata lampu yang moderen serta sound system berkapasitas besar ini menjadi nilai tambah keberadaan candi Hindu yang sudah berumur ratusan tahun.
Pagelaran Sendratari Ramayana di panggung teater moderen ini didukung tujuh kelompok kesenian yang total melibatkan 200 lebih personel dari anak-anak hingga dewasa, dan setiap kelompok mempunyai jadwal secara bergiliran untuk tampil. Panggung yang biasa digunakan untuk pertunjukan adalah panggung terbuka, dan bila dalam kondisi musim penghujan dengan tingkat curah hujan yang tinggi, pertunjukan diadakan di teater tertutup yang berada dalam satu komplek, yaitu di gedung Tri Murti.
Jadwal pertunjukan Sendratari Ramayana digelar secara rutin setiap hari Selasa, Kamis dan Sabtu pada malam bulan purnama. Dan pagelaran biasa dimulai pada pukul 19:30 dengan durasi sekitar 120 menit, atau terkadang lebih. Harga tiketpun bervariasi, mulai dari harga khusus untuk anak sekolah yang dibandrol dengan harga Rp.20.000, sampai tiket umum dari harga Rp.75.000 sampai dengan Rp.250.000 untuk VIP.
Cerita Sendratari Ramayana Prambanan dimulai dengan kisah Dewi Shinta yang diculik oleh Rahwana, kemudian Rama yang dibantu pasukan yang dipimpin oleh Hanoman menyerang kerajaan Alengka dan berhasil membebaskan Dewi Shinta. Secara keseluruhan pagelaran ini diwarnai dengan seni tari dan akrobat yang cukup menarik menjadi tontonan, dan juga tata lampu menjadi bagian penting dalam pagelaran ini.
Pada tahun 2011 ini pertunjukan Sendratari Ramayana Prambanan genap bertahan selama 50 tahun, dan itu merupakan usia yang cukup lama untuk bisa bertahan dan tetap disukai sebagai sebuah tontonan yang harus terus berproses dengan adaptasi menyesuaikan jaman. Selain meningkatkan kunjungan wisata ke wilayah Yogyakarta, adanya pagelaran Sendratari Ramayana ini juga diharapkan bisa berpengaruh pada durasi atau lama tinggal wisatawan khususnya dari mancanegara. Inovasi dengan makin mengembangkan pemanfaatan tehnologi moderen secara terus menerus dalam sajian seni pertunjukan, akan memudahkan komunikasi sebuah seni dan budaya yang penuh makna dengan generasi berikutnya.
Setelah melewati 50 tahun Sendratari Ramayana Prambanan, sebuah pagelaran kolaborasi seniman dari India dan Indonesia dikemas menarik pada tanggal 9 hingga 10 November 2011 lalu. Dan bentuk kreatif kemasan serta inovasi yang harus terus dilakukan, menjadikan pertunjukan Sendratari Ramayana berjuang untuk tetap eksis , dan bisa menjadi alternatif hiburan untuk ditonton oleh berbagai suku bangsa dan segala usia. Sekaligus bisa menjadi tempat untuk berekspresi dan mendapatkan apresiasi yang layak untuk para seniman yang terlibat dalam kemegahan pagelaran Sendratari Ramayana Prambanan. Salam Kratonpedia.
Suasana pelataran dalam yang bersih dan terdapat gubug jajanan.
Gerbang masuk ke area panggung teater yang dijaga dua petugas berpakaian tradisional Jogja.
Bakul berisi bunga mawar merah dan putih disiapkan untuk pembukaan pagelaran Sendratari.
Persiapan yang serba cepat dilakukan menjelang naik panggung.
Para penari bersiap untuk upacara Ganesha atau pembukaan Sendratari Ramayana.
Memoles akhir adalah bagian penting sebelum naik panggung.
Dimas usia 9 tahun sudah terampil merias diri untuk menjadi "kethek" atau kera.
Sejak usia 6 tahun Dimas sudah mendapat peran dalam Sendratari Ramayana Prambanan.
Para seniman dari India sudah siap lebih awal menjelang pementasan.
Lesehan menunggu giliran tampil di atas panggung.
Niyaga atau penabuh gamelan bersiap di belakang panggung.
Pemain gamelan koordinasi dalam kegelapan untuk persiapan akhir.
Pembukaan dengan kolaborasi antara gamelan dan gendang India.
Sendratari Ramayana dimulai dengan penampilan dari India.
Pemandangan yang biasa terlihat hanya di film India, muncul di teater terbuka Prambanan.
Kidang atau kijang cantik dari Prambanan sedang beraksi.
Para kera yang diperankan oleh panari anak-anak bersiap dari balik panggung.
Lompatan - lompatan menjadi aksi panggung para kera, dan menjadi hiburan lucu buat penonton.
Dengan tiga peran yang dimainkan oleh masing-masing penari, tata rias kilat wajib dikuasai.
Menari, melompat dan berlari lagi masuk ke ruang ganti untuk bertukar peran.
Dewi Shinta diculik oleh Rahwana.
Pada tahun 1960an pagelaran Sendratari pertama, Anoman diperankan oleh Sardono W. Kusumo.
Para penari menutup pertunjukan dan siap untuk tampil pada jadwal giliran berikutnya.
(teks dan foto : Wd Asmara/Kratonpedia)