Royal Wedding, Pesta Rakyat Yogyakarta

Foto oleh : Wd Asmara
Pin It

8.jpg

Royal wedding, Pawiwahan Ageng ataupun Dhaup Ageng yang digelar Kraton Kasultanan Yogyakarta, adalah pesta pernikahan besar yang digelar selama empat hari berturut-turut. Tapi sesungguhnya pesta pernikahan pasangan KPH Yudanegara dan GKR Bendara atau yang akrab dipanggil Ubay dan Reni ini menjadi pestanya rakyat Yogyakarta pada hari Selasa 18 Oktober 2011 lalu.

Keterlibatan langsung masyarakat Yogyakarta bahkan dari berbagai daerah di luar Yogyakarta berbondong-bondong menuju alun-alun utara Kraton Yogyakarta dan memenuhi sepanjang jalan Malioboro, untuk secara langsung melihat pasangan bahagia royal wedding dan berbagi kegembiraan dalam sebuah pesta rakyat.

Dengan suka rela dan pengorbanan yang luar biasa, masyarakat Yogyakarta tumplek bleg di sepanjang jalan Malioboro hingga alun-alun utara. Sejak pukul 11:00 siang hingga pukul 15:00 arus kedatangan massa tidak berhenti. Mulai dari lorong gang kampung di sepanjang jalan Malioboro hingga akses jalan utama dipenuhi pejalan kaki yang menuju ke lokasi jalan Malioboro yang akan dilalui kirab royal wedding ini. Beberapa pengguna kendaraan bermotorpun rela memarkir kendaraannya jauh dari lokasi yang sudah ditutup untuk jalan umum pada pukul 14:30.

Semua orang berbaur menjadi satu dengan sabar menanti dimulainya prosesi kirab, meski cuaca panas dan ruang gerak terbatas, semua tampak bersuka cita sambil  berdesakan untuk mencari posisi paling depan dan saling berbagai aroma bau keringat yang  tak mungkin dihindari.

Dari anak bayi hingga kaki nini, sengaja datang ke jantung kota Yogyakarta ini untuk melihat dan menjadi saksi sejarah gelaran pesta rakyat royal wedding yang membawa suasana kembali ke tradisi masa lalu pada jaman Sri Sultan Hamengku Buwono VII. Kehadiran Kereta kuda Jongwiyat yang merupakan kereta pusaka yang selama ini tersimpan di museum Rotowijayan, buatan Belanda pada tahun 1880 ini menjadikan acara kirab semakin menarik perhatian masyarakat Yogyakarta dan wisatawan yang sengaja datang untuk gelaran pesta rakyat tersebut.

Kemeriahan sudah terlihat sejak pagi harinya di sepanjang jalan Malioboro ini. 70 penjor dipasang mulai dari Kepatihan tempat yang digunakan untuk resepsi pernikahan hingga alun-alun utara,  200 gerobak angkringan disediakan gratis di sepanjang jalan Malioboro, para pedagang mainan dan minuman tak kalah siap untuk mengantisipasi kemeriahan pesta rakyat ini. Sebagian besar toko di sepanjang jalan Malioboro sudah mulai menutup tokonya sejak pukul 14:00, karena jumlah massa yang tidak terkendali banyaknya.

Terlepas dari kemewahan dan kemegahan pesta royal wedding yang digelar untuk 5000 undangan, yang jelas masyarakat Yogyakarta benar-benar merasakan kebahagiaan yang tulus dan memahami istilah royal wedding  tersebut sebagai sebuah pesta untuk  rakyat Yogyakarta. Sedangkan bagi kebanyakan kaum muda yang datang ke lokasi digelarnya acara kirab ini, selain untuk melihat keramaian dan berburu foto-foto kenangan untuk dibagi ke teman-teman mereka, juga untuk mencari inspirasi dan berandai-andai saat mereka kelak membuat pesta untuk pernikahannya. 18 Oktober 2011 saat kirab royal wedding menjadi sebuah pesta yang sebenarnya, kemeriahan pesta rakyat Yogyakarta untuk dunia. Salam kratonpedia.

27.jpg

26.jpg 

9.jpg

15.jpg

16.jpg

17.jpg

23.jpg

24.jpg

22.jpg

18.jpg

20.jpg

19.jpg

7.jpg

10.jpg

13.jpg

14.jpg

12.jpg

32.jpg

33.jpg

4.jpg

2.jpg 

37.jpg

36.jpg

38.jpg

41.jpg

39.jpg

hilight_1_1.jpg

29.jpg

35.jpg

30.jpg

28_1.jpg

31.jpg (teks dan foto : Wd Asmara/kratonpedia)

Pin It
Maps
Photos
Recent Articles
Videos